Ia juga menegaskan komitmennya untuk mengirimkan putra-putri West Sepik untuk melanjutkan pendidikan tinggi di UIP setiap tahun sebagai bentuk tindak lanjut dari hubungan pendidikan yang telah terjalin.
Pendiri UIP, Samuel Tabuni, menilai program ini sebagai bagian dari visi jangka panjang menjadikan Papua sebagai pusat pertemuan intelektual dan kebudayaan di kawasan Pasifik. “Ini adalah momentum bersejarah bagi UIP. Manfaatkan pengalaman ini sebagai ruang pembelajaran dan pengabdian bagi masyarakat perbatasan,” ujarnya.
UIP percaya kehadiran mahasiswa di Papua Nugini tidak hanya memberi pengalaman akademik baru, tetapi juga memperkuat peran Indonesia dalam membangun relasi kemanusiaan, pendidikan, dan persahabatan di kawasan perbatasan Pasifik.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
