JAKARTA, iNewstangsel - Protes petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terkait uang saku yang diterima hanya Rp 50 ribu berbuntut panjang. Akibat peristiwa itu, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tangsel menuai kecaman publik di media sosial.
Warganet menduga uang saku untuk KPPS disunat oleh KPUD, terlebih salah seorang petugas KPPS ada yang mengaku tidak mendapatkan makan siang saat mengikuti kegiatan Bimtek.
Salah satu netizen bernama @/dimassquarepants93 meminta agar Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tangsel segera membuka laporan keuangan agar masalah tersebut bisa terang benderang.
Ia menghubungkan antara kisrus pembagian uang saku pelantikan tersebut dengan permainan mafia di tubuh KPUD.
“Banyak mafia nih, coba jelaskan uang saku bimtek (bimbingan teknis) sebenarnya beberapa. Biar kita semua tau yang ada semua di sini,” tulis @/dimassquarepants93.
Warganet lain juga menyampaikan protes karena kesenjangan uang saku setiap kelurahan yang berbeda-beda.
“Ini masalahnya beda Kelurahan beda nominalnya. Ini gak jelas,” tulis akun @/ismailadisant.
Warganet lain dengan akun @/papa_fitra bahkan meminta KPU agar segera diaudit. Ia mendesak agar badan pemilihan umum itu memberi penjelasan agar tidak mencoreng nama baik Tangsel.
“Coba kasih penjelasan yang benar. Momen politik begini masyarakat sudah nggak mau ditipu-tipu. Coba lah KPU itu benar ga adanya tentang berita di atas. Jangan bikin malu Tangsel aja,” tulisnya.
Sebelumnya, beberapa petugas KPPS di Tangerang Selatan mengaku hanya mendapat kotak makanan ringan saat pelantikan dan tidak mendapat uang saku.
“Iya, kemarin dapat snack isi lontong, roti, kacang telur dan air. Udah mana di jemur panas banget,” keluh petugas berinisial M.
Editor : Hasiholan Siahaan