"Kami sangat senang telah memulai program pelatihan ini. Program pelatihan ini kami desain dengan melihat kebutuhan industri dan kesenjangan keterampilan dari para profesional. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para profesional dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendorong keberlanjutan korporasi. Karena Anda tidak dapat mengelola apa yang tidak Anda ukur, kami yakin memiliki keterampilan untuk 'mengukur' emisi gas rumah kaca adalah langkah pertama yang tidak boleh dilewatkan," ujar Faelasufa.
Dengan kurikulum yang disusun secara cermat, peserta mendapatkan wawasan praktis dan pengalaman langsung yang dapat diterapkan dalam situasi dunia nyata.
Pelatihan selama dua hari itu mengajarkan tentang: Standar Internasional GHG Accounting & Reporting, GHG Inventory Boundaries (Organizational & Operational), GHG Emissions Calculation Methodologies, Improvement & Opportunities (Mitigation) & Reporting, Overview of GHG Climate Change, dan trend Pajak Karbon di Indonesia.
"Tujuan kami bukan hanya memberikan pendidikan, tetapi juga memberdayakan individu agar dapat berkontribusi secara berarti menuju masa depan yang lebih hijau," ungkap Muhammad Faris Naufal yang juga seorang praktisi perhitungan emisi Gas Rumah Kaca dan Penilaian Siklus Hidup untuk industri.
Sebagai inisiatif pelatihan yang diluncurkan oleh CarbonShare Academy, program ini menegaskan komitmen organisasi terhadap pengelolaan lingkungan dan pembangunan kapasitas untuk pembangunan berkelanjutan.
"Kami percaya bahwa investasi dalam pengembangan profesional penting untuk mendorong perubahan positif dan menciptakan lanskap bisnis yang lebih berkelanjutan," tegas Mada Ayu Habsari, Chief Business Development Officer dari CarbonShare.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta