"Kami memiliki fasilitas manufaktur yang mampu memproduksi lebih dari 1.000 unit instrumen per tahun dan 6.000 Liter reagen per hari. Kapasitas produksi tersebut dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan yang meningkat," ujarnya. Dia menargetkan dalam waktu 1-2 tahun ke depan kapasitas produksi dapat terus ditingkatkan sehingga mampu memenuhi kebutuhan reagen immunologi, hematologi, dan kimia klinik baik secara nasional maupun regional.
Perusahaan menyebut bahwa mereka menggunakan teknologi chemiluminescence (ChLIA) dan mengklaim menjadi satu-satunya produsen chemiluminescence (ChLIA) di Indonesia. Lebih lanjut, pembangunan pabrik alat kesehatan ini merupakan bagian dari strategi global Virtue untuk memperkuat basis produksi dan distribusi produknya guna memasuki pasar IVD di negara-negara Asia Tenggara.
"Saat ini, Virtue Diagnostics berkantor pusat di Singapura, dengan pusat penelitian dan pengembangan serta pabrik di Cina, Brazil, dan Indonesia," ujarnya.
Virtue memastikan bahwa produk-produk yang diproduksi di Indonesia telah melalui uji klinis bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan Rumah Sakit Akademik UGM Yogyakarta (RSA UGM). Hal ini didukung dengan peraihan Sertifikat Standard Industri Alat Kesehatan dan Sertifikat Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) pada Desember 2023.
Editor : Hasiholan Siahaan