Sebagai informasi, air balas adalah air yang digunakan untuk menyeimbangkan kapal ketika sedang tidak membawa muatan sesuai dengan kapasitas maksimal kapal. Hal ini sangat penting dilakukan khususnya saat kapal berlayar di laut lepas dan menghadapi cuaca buruk, sebagai penyeimbang.
Namun kondisi ini berpotensi membawa masalah terhadap pencemaran lingkungan maritim, khususnya saat pembuangan air balas kapal yang tidak diolah dan dibuang di sembarangan. Hal ini dapat berpotensi menyebabkan perpindahan beberapa organisme laut yang tidak sesuai dengan lingkungan hidup awalnya. Organisme ini dapat berkembang menjadi spesies asing.
Untuk itu, isu kualitas air, perubahan dan rencana manajemen air balas dan analisa dan uji coba air balas menjadi agenda pembahasan.
“Kita bersama-sama berusaha sistem rantai makanan dan keseimbangan ekosistem di perairan tidak terganggu,” ungkap Sahat menjelaskan.
Pada kesempatan yang sama, Sahat dan Tim juga mengikuti pertemuan bilateral dengan Denmark yang membahas pelatihan kering dok kapal yang dan berhubungan dengan cara membersihkan kapal dari kotoran biologi seperti mikroba dan invasive alien species serta teknik anti fouling (anti pengotoran kapal) yang menggunakan bahan kimia tertentu yang telah di setujui oleh IMO.
Editor : Hasiholan Siahaan