Korban Tewas Akibat Serangan Bersenjata Digedung Konser Moskow, Bertambah Menjadi 140 Jiwa

MOSKOW, iNewsTangsel.id -Pembantaian di Balai Kota Crocus pada Jumat malam tanggal 22 Maret merupakan serangan teroris paling mematikan di Rusia dalam dua dekade terakhir.

Menurut Kementerian Kesehatan Rusia, jumlah korban tewas akibat serangan di gedung konser Moskow pekan lalu meningkat menjadi 140 orang per hari Rabu, setelah korban lain meninggal di rumah sakit.

"Mohon maaf, salah satu korban luka yang dalam kondisi sangat serius telah meninggal," kata Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Interfax, merujuk pada korban jiwa terbaru, yang dilaporkan oleh DW, Kamis (28/3/2024).

"Para dokter telah melakukan segala kemungkinan," kata Murashko. Dia juga menambahkan bahwa masih ada 80 orang yang terluka, termasuk enam anak di bawah umur, yang dirawat di rumah sakit di Moskow dan wilayah Moskow.

Sementara itu, 205 orang lainnya masih menjalani pengobatan rawat jalan. Berdasarkan permohonan dari para kerabat, outlet berita Rusia Baza melaporkan bahwa 95 orang tambahan muncul dalam daftar orang yang mungkin masih hilang.

"Daftar ini mencakup orang-orang yang kerabatnya tidak dapat dihubungi sejak serangan teroris, namun tidak ada dalam daftar korban luka dan tewas," kata Baza. "Beberapa dari orang-orang ini meninggal, namun belum teridentifikasi."

Penyelidik mengungkapkan bahwa empat penembak menggunakan senjata otomatis Kalashnikov dalam serangan tersebut, sementara lebih dari 500 butir amunisi ditemukan di tempat kejadian. Korban tewas akibat luka tembak dan sesak napas karena asap kebakaran yang disebabkan oleh penembakan tersebut.

Penembakan terjadi tepat sebelum band rock era Soviet, Picnic, dijadwalkan tampil di depan 6.200 penonton.

Kelompok militan ISIS, Islamic State Khorasan atau ISIS-K, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut kurang dari 24 jam setelah kejadian nahas tersebut.

Empat tersangka diduga melakukan penembakan muncul di pengadilan pada hari Minggu dengan tuduhan terorisme.

​​​​​

Editor : Hasiholan Siahaan