“Tanpa adanya toleransi dan kerja sama yang baik antar siswa dan guru, kerukunan di sekolah tidak mungkin terwujud, oleh karenanya empat pilar merupakan sarana yang menjadi payung bersama bagi seluruh warga negara dalam menjalin kerukunan antar umat beragama dalam lingkup yang lebih luas,” jelasnya.
Selain itu, Nono Sampono juga berpesan agar melalui sosialisasi yang digelar, peserta semakin sadar sebagai warga negara punya kewajiban untuk terus meningkatkan potensi diri, sehingga mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.
“Mari kita tingkatkan potensi diri kita dan memberikan kontribusi dalam kehidupan sehari hari, sekecil apapun kontribusi kita bagi lingkungan sangat berharga bagi negara kita,” pesannya.
Dengan komitmen yang kuat itu, maka seharusnya tidak perlu lagi mempersoalkan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan (SARA). Kita juga harus terus bahu membahu untuk membendung sikap intoleransi yang dapat mengikis persatuan dan kesatuan kita kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila tidak hanya berhenti dalam wacana semata. Melainkan harus menjadi gaya hidup dan semangat seluruh warga negara Indonesia.
”Salah satu dari empat pilar itu adalah Pancasila. Ini adalah ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia, pertama kali dicetuskan Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945. Artinya, Pancasila itu memang bersumber atau berasal dari rakyat Indonesia sendiri,” jelasnya.
Editor : Hasiholan Siahaan