JAKARTA, iNewsTangsel.id - Pusat Data Nasional mengalami gangguan akibat serangan ransomware Brain Chiper. Meski pelaku meminta tebusan sebesar USD 8 juta atau setara Rp 131 miliar, pemerintah lebih fokus pada pemulihan layanan publik yang terdampak.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa gangguan pada Pusat Data Nasional Sementara disebabkan oleh serangan ransomware terbaru.
Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sebanyak 210 instansi pemerintah, baik di pusat maupun daerah, terdampak oleh serangan ransomware ini.
"Data menunjukkan ada 210 instansi, baik di pusat maupun daerah, yang terdampak. Direktorat Jenderal Imigrasi berhasil melakukan relokasi dan mengaktifkan kembali layanannya. LKPP, Kemenko Marves, dan Pemerintah Kota Kediri juga sudah aktif kembali, sementara yang lainnya masih dalam proses pemulihan. Kami sedang memigrasi data-datanya," ujar Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, yang ditemui pada kesempatan yang sama, menduga pelaku serangan siber ini berasal dari luar negeri.
Terkait permintaan tebusan sebesar Rp 131 miliar, Nezar menyatakan bahwa pemerintah lebih fokus pada pemulihan layanan terlebih dahulu.
"Belum, kami belum memutuskan ke sana. Kami sedang konsentrasi untuk mengisolasi dan mengendalikan data-data yang terdampak," ungkap Nezar, Senin (24/6/2024).
Nezar juga menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada ancaman dari pelaku serangan untuk menghapus data-data layanan publik jika tebusan tidak dipenuhi.
"Belum ada ancaman seperti itu. Hanya sejumlah data yang terenkripsi, sehingga kami tidak bisa mengaksesnya. Jumlah datanya masih dipelajari. Kami sedang melakukan koordinasi intensif antara BSSN, Telkom, Kominfo, dan beberapa instansi lain yang terdampak untuk mengidentifikasi situasi," ujar Nezar.
"Kami sedang membuat skala prioritas, menentukan mana yang berat, mana yang ringan, dan mana yang harus segera dipulihkan untuk melakukan migrasi data. Kami sedang bekerja untuk pemulihan secepatnya," pungkasnya.
Editor : Hasiholan Siahaan