Diketahui pula bahwa masih sedikit sekali responden yang memiliki AC dengan label tanda hemat energi dalam rumah tangga. Secara rinci, survei juga menunjukkan bahwa 54 persen responden menyadari adanya label hemat energi pada AC, tetapi hanya sedikit yang benar-benar memahami implikasi dan manfaatnya.
Untuk itulah, Tulus mengimbau pelaku usaha agar lebih aktif lagi dalam mempromosikan AC hemat energi. Menurutnya, label AC juga harus dibuat lebih jelas agar konsumen lebih mudah memahaminya.
Sementara kepada pemerintah sebagai regulator, juga diminta lebih proaktif dalam pengawasan di pasaran, agar produk AC yang beredar benar-benar mematuhi aturan. Pasalnya, keberadaan AC sudah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan.
Editor : Hasiholan Siahaan