JAKARTA, iNewsTangsel.id - Di era industrialisasi saat ini, perkembangan industri di Indonesia semakin pesat, salah satunya adalah industri estetika. Menurut Focus Report, pasar estetika medis di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 7,381 triliun rupiah pada tahun 2028, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 11,52%. Fakta ini menunjukkan bahwa industri estetika memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/8/2024) Christeven Mergonoto, Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic Indonesia, menjelaskan, “Perkembangan di sektor industri estetika ini didukung oleh kemajuan teknologi serta inovasi dalam penelitian dan pengembangan. Namun, penerapan teknologi dan metode perawatan tentunya membutuhkan teknik yang komprehensif. Menyadari hal ini, Miracle dengan pengalaman selama 28 tahun terus mengembangkan teknik-teknik kunci untuk perawatan pembentukan wajah.”
Berdasarkan hal tersebut, Miracle meluncurkan MIRACLE AI - Architectural Intelligence, yang merupakan teknik kunci untuk pembentukan wajah. Teknik ini dikembangkan dari pengalaman selama 28 tahun Miracle dalam menangani jutaan wajah.
Prinsip "Architectural" dalam pembangunan konstruksi berkaitan dengan seni dan ilmu, yang memperhitungkan pondasi, daya tahan (anchor), proporsi, dan skala. Jika perhitungannya meleset, bangunan akan runtuh. Hal ini sama dengan pembentukan wajah, keberhasilannya bergantung pada analisis serta perhitungan pondasi, anchor, proporsi wajah, dan skala. Jika analisis dan perhitungannya tidak tepat, perawatan pembentukan wajah tidak akan berhasil.
Teknik MIRACLE AI memiliki tahapan analisis yang mendalam yang disebut dengan Facial Analytical Framework. Tahapan ini dimulai dengan analisis struktur bentuk tulang wajah. Bentuk struktur tulang wajah manusia secara umum sama, namun sebenarnya ukuran skala, lebar, dan panjangnya berbeda-beda untuk setiap orang. Ini yang membuat bentuk wajah setiap orang unik.
Editor : Hasiholan Siahaan