Masjid As-Sholihin di Yokohama: Simbol Kebangkitan Islam dan Pusat Pembelajaran Mualaf di Jepang

TANGSEL, iNewsTangsel.id - Cinta Quran Foundation bersiap untuk memulai pembangunan Masjid As-Sholihin, masjid pertama di Yokohama, Jepang. Pembangunan ini tak hanya menjadi langkah strategis dalam menyiarkan Islam, tetapi juga simbol kebangkitan Islam di Jepang. Masjid ini akan menjadi pusat ibadah dan pembelajaran mualaf yang didukung oleh umat Islam dari berbagai belahan dunia.

Founder dan Dewan Pembina Cinta Quran Foundation, Ustaz Fatih Karim, mengungkapkan tantangan dalam mengikuti aturan ketat pemerintah Jepang. "Mematuhi aturan di Jepang sangat sulit sekali. Kami sangat terbantu dengan adanya arsitek dari Indonesia yang bisa menyesuaikan regulasi di sana," jelas Ustaz Fatih. Pembangunan ini diperkirakan akan dimulai pada Desember 2024 dan rampung pada Agustus 2025, setelah melewati dua bulan proses izin dan persetujuan dari pemerintah Jepang.

Masjid As-Sholihin tidak hanya dirancang sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan komunitas, termasuk halal mart dan tempat belajar bagi anak-anak. Masjid ini akan menjadi penanda kehadiran Islam di Yokohama, lengkap dengan menara fungsional yang dihiasi motif sakura dan batik, sebagai simbol perpaduan antara budaya Jepang dan Indonesia.

“Desain masjid ini menunjukkan hubungan erat antara kedua budaya. Tangga menuju rooftop akan dihiasi dengan motif sakura dan batik, penanda bahwa masjid ini adalah bagian dari jejak kebudayaan Indonesia di Jepang,” tambahnya. Masjid ini diharapkan dapat menjadi tempat berkumpul, belajar, dan beribadah bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Total kebutuhan dana pembangunan masjid diperkirakan mencapai Rp 40 miliar. Dana ini sebagian besar berasal dari donatur Indonesia dan internasional. 

CEO Amalsholeh.com mengonfirmasi bahwa penggalangan dana telah berhasil mengumpulkan dana senilai Rp 16 miliar. Pelunasan lahan untuk masjid telah mencapai Rp 7,9-8 miliar, sementara sisa dana akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur masjid.

Keterlibatan figur publik seperti Arie Untung, Lucky Resha dan Fenita dalam kampanye pembangunan masjid ini juga menjadi sorotan. Kedua artis ini berperan aktif dalam mendukung penyebaran dakwah Islam di Jepang, terutama karena sulitnya mendirikan tempat ibadah di Yokohama. Banyaknya mualaf di Jepang yang ingin belajar tentang Islam semakin memperkuat urgensi kehadiran masjid ini.

Arie Untung selaku KOL bersyukur telah bergabung dalam campaign ini. “Alhamdulillah, Ustaz Fatih mengajak kita untuk program ini. Saya baru merasa bahwa media sosial saya ini bermanfaat,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, keterlibatan ini bukan yang pertama kali baginya. “Proyek kebaikan ini bukan yang pertama kali sama Ustaz Fatih. Ustaz Fatih karyanya besar, sudah banyak yang kita lihat. Bagi saya, apa pun programnya kalau kita berpeluang untuk ikutan, insya Allah ikutan,” papar suami Fenita Arie itu.

Dia juga mengingatkan bahwa pembangunan Masjid As-Sholihin akan dimulai. Maka, apapun kontribusi yang dilakukan untuk pembangunan tersebut ada nilainya di mata Allah SWT. “Mungkin aja teman-teman di sini belum pernah datang ke Negeri Sakura. Tetapi, walaupun fisik teman-teman belum pernah ke sana, masjid teman-teman sudah di sana,” imbuhnya.

“Keberadaan masjid di Yokohama adalah kebangkitan Islam pertama di Jepang, dan kami ingin mengulang kembali sejarah masuknya Islam ke sana,” ujar Ustaz Fatih. Masjid ini juga diharapkan dapat menjadi sarana bagi umat Muslim di Jepang untuk melaksanakan ibadah dengan nyaman, mengingat keterbatasan tempat ibadah bagi minoritas Muslim di Jepang.

Pembangunan masjid ini akan dilaksanakan pada 28 Desember 2024, dengan serangkaian acara funraising di Yokohama pada 4 Januari 2025. Proyek ini bukan hanya mencakup pembangunan fisik, tetapi juga menjadi bagian dari amal sholeh bagi masyarakat Indonesia di Jepang, memberikan dampak sosial yang besar bagi umat Muslim di negeri tersebut.

Dengan dukungan dari umat Islam di seluruh dunia, Masjid As-Sholihin diharapkan menjadi pusat kebangkitan Islam dan pembinaan mualaf di Jepang, sekaligus mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Jepang.

Editor : Hasiholan Siahaan