JAKARTA, iNewsTangsel.id - Agustus menjadi bulan yang sangat bersejarah bagi emas (XAU). Meskipun dimulai dengan level tinggi setelah kenaikan lebih dari 5% pada bulan Juli, harganya terus naik sepanjang sebagian besar bulan Agustus, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level $2.531 per ounce (oz) pada 20 Agustus.
Bulan ini dipenuhi dengan peristiwa besar yang memengaruhi pasar (lihat daftar di bawah), membuat perjalanan beberapa trader menjadi kurang mulus. Investor emas harus menghadapi peningkatan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur, volatilitas akibat kejatuhan besar pasar saham, serta ekspektasi suku bunga yang semakin dovish dari investor. Seperti sebelumnya, emas sekali lagi membuktikan nilainya sebagai aset safe haven dan kemungkinan akan terus bersinar di bulan-bulan mendatang.
Berikut rangkuman peristiwa penting yang memengaruhi pasar emas:
5 Agustus: Kekhawatiran resesi di AS yang dipicu oleh laporan nonfarm payroll (NFP) yang mengecewakan untuk bulan Juli mengguncang pasar global. Indeks saham AS jatuh ke posisi terendah dalam hampir dua bulan, sementara Nikkei 225, indeks saham acuan Jepang, mencatat penurunan terburuk dalam sejarah selama dua hari sebesar 18,2%, melebihi kerugian pada peristiwa Black Monday di tahun 1987. Pasar emas mengalami volatilitas signifikan dengan harga berfluktuasi antara $2.360 dan $2.460 dalam satu sesi trading. Meskipun emas berhasil menutup beberapa poin penurunan, secara keseluruhan XAUUSD turun 1,5% pada hari itu.
8 Agustus: Emas naik hampir 2% karena permintaan safe haven dan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga besar dari Federal Reserve (Fed) AS pada bulan September. Pasar memperkirakan Fed akan menurunkan suku bunga lebih dari 100 basis poin (bps) dalam empat pertemuan.
12 Agustus: Harga emas naik 1,7% menjelang Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, sementara pasar memperkirakan lebih dari 50% peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) oleh Fed di bulan September. Ketegangan baru di Timur Tengah juga meningkatkan permintaan aset safe haven, dengan trader bersiap menghadapi pembalasan Iran terhadap Israel setelah pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran.
Editor : Hasiholan Siahaan