JAKARTA, iNewsTangsel.id - Masalah obesitas pada anak semakin mengkhawatirkan di banyak negara, termasuk Indonesia yang menunjukkan tren kenaikan obesitas anak. Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius. Di balik penampilan yang tampak lucu dan menggemaskan, obesitas pada anak dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan, seperti diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi, dan lainnya ketika anak tumbuh dewasa.
Dokter spesialis anak dari Klinik Utama Airlangga, dr. Agustina Kadaristiana, mengungkapkan bahwa banyak orang tua mendambakan anak balita yang gemuk. Tak jarang, orang tua yang memiliki anak bertubuh kurus mencari berbagai cara agar anaknya terlihat gemuk.
“Ini terlihat dari banyaknya pencarian di Google mengenai tips membuat anak gemuk. Padahal, usaha untuk membuat anak gemuk dapat secara tidak sadar mendorong anak mengalami obesitas,” kata dr. Agustina dalam Seminar Nasional bertema “Melawan Obesitas pada Anak, Mewujudkan Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas 2045” yang diadakan oleh Himpunan Fayankes Dokter Indonesia (HIFDI) bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) secara daring, Sabtu (9/11/2024).
Ia menjelaskan, obesitas pada masa kanak-kanak cenderung berlanjut hingga dewasa, berpotensi menjadi penyakit kronis seperti diabetes melitus, penyakit jantung, dan masalah pembuluh darah. Kegemukan yang berkembang menjadi obesitas sangat membahayakan kesehatan anak di masa dewasa.
“Oleh karena itu, deteksi dan pencegahan dini obesitas pada anak sangat penting. Orang tua harus bisa mengenali apakah kegemukan pada anaknya mengarah pada obesitas. Riset menunjukkan sekitar 55 persen anak obesitas akan tetap obesitas pada usia remaja, 80 persen remaja obesitas akan berlanjut hingga dewasa, dan pada usia 30 tahun, 77 persen dari mereka masih mengalami obesitas,” jelasnya.
Editor : Hasiholan Siahaan