JAKARTA, iNewsTangsel.id - Program Keluarga SIGAP resmi diluncurkan sebagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan anak-anak melalui pendekatan holistik. Program ini mengintegrasikan imunisasi lengkap sesuai jadwal, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, serta pemenuhan nutrisi yang baik. Tujuan utamanya adalah mengurangi angka kematian anak di bawah lima tahun akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Gavi - the Vaccine Alliance, Unilever Lifebuoy, dan The Power of Nutrition, dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI. Pelaksanaannya didukung oleh GroupM Indonesia serta kader Posyandu di berbagai daerah.
Acara peluncuran berlangsung pada Kamis (21/112024), di Jakarta. Hingga akhir 2025, program ini direncanakan menjangkau wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Program Keluarga SIGAP dirancang untuk mengatasi tantangan besar, seperti stunting, pneumonia, dan diare—penyebab lebih dari 25% kematian anak di bawah usia satu tahun. Selain itu, program ini juga berfokus pada pemulihan cakupan imunisasi yang sempat menurun selama pandemi COVID-19.
Dengan pendekatan integratif, program ini melibatkan edukasi masyarakat melalui media sosial, pelatihan kader Posyandu, dan penyebaran informasi kesehatan melalui WhatsApp BOT SIGAP. Hingga saat ini, program telah menjangkau 18.577 keluarga dengan anak di bawah usia dua tahun. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam cakupan imunisasi, kebiasaan mencuci tangan, serta asupan nutrisi anak.
Target utama program ini adalah anak-anak berusia 0-2 tahun, khususnya di wilayah dengan prevalensi stunting dan penyakit yang tinggi. Hingga akhir 2025, program ini menargetkan untuk menjangkau satu juta anak di seluruh Indonesia.
Program Keluarga SIGAP diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, memberikan awal kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera bagi mereka.
Pentingnya Program Keluarga SIGAP
Sebagai program percontohan, Keluarga SIGAP awalnya difokuskan pada masyarakat di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Daerah-daerah ini diidentifikasi oleh Pemerintah Indonesia sebagai wilayah dengan prevalensi stunting, diare, dan pneumonia yang tinggi, serta cakupan imunisasi yang masih rendah.
Menurut drg. Ratu Mirah, Personal Care Professional Lead PT Unilever, “Anak-anak usia di bawah 24 bulan perlu mendapatkan imunisasi lengkap dan tepat waktu, dibiasakan mencuci tangan dengan sabun sejak dini, serta diberikan makanan bergizi dan camilan sehat.”
Ardi Prastowo, Team Leader Keluarga SIGAP, menambahkan, “Program ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pentingnya perubahan perilaku orang tua, terutama dalam tiga hal utama: imunisasi rutin dan lengkap sesuai jadwal, mencuci tangan dengan sabun, serta memberikan makanan bergizi dan camilan sehat.”
Nisyala Ekanardhipa dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes) juga menyoroti pentingnya peningkatan layanan dasar untuk mengatasi stunting. “Pada tahun 2025, alokasi dana desa harus difokuskan pada layanan kesehatan dasar, termasuk penanganan stunting. Namun, persentase penggunaannya tetap diserahkan kepada masyarakat,” ujarnya.
Program Keluarga SIGAP, yang dirancang untuk berjalan selama tiga tahun, ditargetkan akan menjangkau sekitar satu juta anak di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan pada akhir 2025.
Penulis : Nala, Vico dan Yani
Mahasiswa magang dari Universitas Bung Karno (UBK)
Editor : Hasiholan Siahaan