Gubuk, Kopi, dan Ijazah: Potret Buram Pendidikan Anak Keluarga Miskin di Tangsel

PAMULANG, iNewsTangsel.id - Hidup serba kekurangan dijalani pasangan suami istri, Enci (65) dan Saniah (52), warga Tangerang Selatan. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil di lahan negara kawasan Pamulang, bersama lima anaknya.
Enci sehari-hari bekerja sebagai pemulung dan juru parkir, sementara istrinya berjualan kopi di bawah kolong pintu tol. Hasil kerja keras itu hanya cukup untuk makan, tanpa ada sisa untuk menutupi biaya pendidikan.
Kini, masa depan salah satu anak mereka terhambat karena ijazah lulusan SMK Al-Hidayah Ciputat masih ditahan pihak sekolah akibat tunggakan biaya.
“Kalau ada uang, langsung habis buat makan. Tidak pernah ada sisa untuk bayar sekolah,” ujar Enci kepada iNewsTangsel, Kamis (21/8/2025). Senada, Saniah menuturkan, “Hasil jualan kopi hanya cukup makan, tidak bisa menebus ijazah.”
Kisah keluarga ini mencerminkan kesenjangan pendidikan yang masih dialami warga kurang mampu. Ijazah yang seharusnya menjadi hak siswa justru tertahan, padahal dokumen tersebut sangat penting untuk mencari pekerjaan maupun melanjutkan pendidikan.
Editor : Hasiholan Siahaan