TANGSEL, iNewsTangsel.id - Kegiatan Seruling (Sepedaan Seru Peduli Lingkungan) kembali digelar untuk mengajak masyarakat mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan demi menjaga kelestarian Bumi bagi generasi mendatang. Acara ini diinisiasi oleh Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPGLHK) bekerja sama dengan Musicycle, Sekolah Hijau, dan Kedai Pena, bertempat di Dormitori PPGLHK, Kawasan Puspitek, Tangerang Selatan, Sabtu (30/11).
Acara tersebut mencakup kegiatan bersepeda santai bersama komunitas, penanaman 300 pohon, serta edukasi pengelolaan sampah terpadu bernilai ekonomis. Kepala PPGLHK, Luckmi Purwandari, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai wujud nyata upaya membangun budaya ramah lingkungan.
“Bersepeda dan menanam pohon tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi juga menjadi kontribusi nyata untuk menjaga kelestarian Bumi, rumah satu-satunya bagi kita dan generasi mendatang,” jelas Luckmi.
Ia juga mengajak masyarakat Tangerang Selatan untuk mulai menggunakan transportasi ramah lingkungan, seperti sepeda atau transportasi umum, guna mengurangi polusi udara, khususnya saat musim kemarau. Dijelaskan bahwa penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon yang tinggi, di mana satu liter bahan bakar fosil menghasilkan sekitar 2,3 kilogram CO2.
Luckmi menambahkan, jika lebih banyak orang memilih sepeda, dampaknya terhadap pengurangan emisi karbon akan signifikan. “Bayangkan jika 200 orang bersepeda, kita dapat mengurangi emisi dengan jumlah yang besar. Ini langkah kecil yang memberikan dampak besar bagi lingkungan,” katanya.
Selain itu, acara ini juga membahas pengelolaan sampah untuk mencegah pencemaran udara dan air. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan, Wahyunoto Lukman, mengungkapkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai solusi untuk mengolah ribuan ton sampah harian secara lebih efisien.
Peserta tidak hanya bersepeda dan menanam pohon, tetapi juga membawa pulang bibit pohon buah untuk ditanam di lingkungan masing-masing, memberikan kontribusi berkelanjutan terhadap pengurangan emisi karbon.
Dalam rangka edukasi, PPGLHK juga memperkenalkan budidaya maggot untuk mengolah sampah organik menjadi pakan ternak dan ikan, serta teknik biopori untuk memanen air hujan yang sangat berguna di musim kemarau.
Kegiatan ini memberikan wawasan dan inspirasi kepada masyarakat untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan. Dengan langkah sederhana seperti bersepeda, menanam pohon, dan mengelola sampah secara bijak, diharapkan visi lingkungan bersih, sehat, dan berkelanjutan dapat terwujud.
Editor : Hasiholan Siahaan