Transformasi BSD City: Membangun Smart City untuk Kenyamanan Penghuni

BSD City, iNewsTangsel.id - Sinar Mas Land (SML) terus mengembangkan BSD City sebagai kota cerdas (smart city) melalui berbagai inovasi berbasis teknologi digital. Langkah ini bertujuan meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup penghuni.

Chief Executive Officer (CEO) Technology Advisory and Business SML, Irvan Yasni, menyatakan bahwa konsep kota cerdas telah dirancang secara serius sejak 2017.

Baca Juga

Bank DKI Dukung Inovasi QRIS Tap NFC Bank Indonesia melalui JakOne Mobile

“Pada fase kedua yang dimulai tahun 2022, penerapan konsep smart city difokuskan untuk mendukung kebutuhan penghuni sekaligus perusahaan,” ujar Irvan dalam acara Tech Media Workshop bertema Go Beyond Property: Embracing Emerging Tech in Property Business di BSD City, Rabu (4/12/2024).

Irvan menjelaskan bahwa konsep smart city mencakup berbagai aspek, seperti sistem drainase berbasis sensor untuk mendeteksi banjir, pengaturan lalu lintas, hingga sistem keamanan berbasis CCTV.

“Teknologi ini juga diterapkan pada sistem parkir dan keamanan untuk memberikan kenyamanan lebih bagi penghuni,” tambahnya.

Baca Juga

Transformasi Digital, Pemkot Tangsel Sediakan WiFi Gratis di 1.078 Titik Ruang Publik

Selain itu, gedung-gedung perkantoran di BSD City telah menggunakan teknologi cerdas melalui instalasi sensor untuk efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, serta pengelolaan air, listrik, dan pendingin udara yang lebih terkontrol.

“Teknologi yang diterapkan bertujuan meningkatkan produktivitas sekaligus menciptakan peluang baru,” ujar Hendi Stefanus, CEO Corporate IT Sinar Mas Land.

Chief Transformation Officer (CTO) SML, Mulyawan Gani, menyebutkan bahwa profil penghuni BSD City semakin beragam, dengan mayoritas generasi muda usia 30-an yang akrab dengan teknologi, meskipun segmen usia 50-60 tahun juga tetap diperhatikan.

Baca Juga

NEC Indonesia Resmi Luncurkan NEC amuse hub. di Biomedical Campus, BSD City

“Kami melayani pelanggan melalui pendekatan multikanal. Generasi muda lebih memilih pembayaran digital untuk iuran lingkungan, sementara generasi tua masih membutuhkan interaksi langsung dengan layanan pelanggan,” tutupnya.

Editor : Hasiholan Siahaan