get app
inews
Aa Text
Read Next : BMM Bantu Lebih Dari 100 Ribu Warga Sepanjang Tahun 2024

Festival Palestina: Harmoni Seni dan Kemanusiaan oleh Adara untuk Palestina

Minggu, 12 Januari 2025 | 17:58 WIB
header img
Festival ini berhasil mempertemukan ratusan peserta dari berbagai latar belakang untuk menyuarakan solidaritas bagi Palestina

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Festival Palestina (Palfest) 2025 sukses digelar pada Minggu (12/1) di Convention Hall SMESCO Indonesia, Jakarta. Ratusan pengunjung terlihat antusias menghadiri acara ini, menikmati pameran seni, pertunjukan musik, dan teater bertema "All Eyes on Palestine". Selain itu, lelang amal turut meramaikan festival sebagai bentuk dukungan kemanusiaan bagi Palestina.

Untuk meningkatkan solidaritas dan kesadaran masyarakat tentang situasi Palestina, Adara Relief International, sebuah lembaga kemanusiaan, berkolaborasi dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dalam penyelenggaraan acara ini.

Acara dimulai dengan konferensi pers yang menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif, seperti Maryam Rachmayani, Direktur Utama Adara Relief International dan aktivis kemanusiaan untuk Palestina, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, serta perwakilan dari Kementerian Kebudayaan, Fadli Zon.

Dukungan juga datang dari berbagai seniman dan tokoh, termasuk Pendongeng Kak Ojan dan Ata, Chef Aljazeera, Adzando, grup vokal Suara untuk Palestina, Jose Manua, Edcoustic, Musisi Arniya, serta Syeikh Abou Touyun dari Palestina yang mewakili Syaikh Abou Ali.

Maryam Rachmayani menjelaskan bahwa festival tahunan ini, yang tahun ini memasuki penyelenggaraan keenam, bertujuan mengedukasi masyarakat mengenai Palestina dari segi budaya, sejarah, hingga situasi terkini.

"Melalui festival ini, kami ingin masyarakat lebih mengenal Palestina, tidak hanya melalui informasi, tetapi juga lewat seni, budaya, dan hiburan," ujar Maryam.

Palfest menggabungkan tema kemanusiaan dengan seni dan budaya, serta menyajikannya dalam konsep modern untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sejarah penjajahan Palestina.

Di area pameran, pengunjung dapat menikmati galeri seni yang mempresentasikan budaya Palestina secara otentik. Salah satu daya tarik utama adalah pakaian tradisional Palestina, Thobe, yang menjadi simbol kuat identitas dan warisan budaya Palestina.

Selain itu, pengunjung juga disuguhkan hasil bumi serta hidangan autentik Palestina. Pameran ini memungkinkan mereka menjelajahi sejarah Palestina melalui dokumentasi foto dan instalasi interaktif. Ada pula area khusus yang menggambarkan kondisi Gaza saat ini, memberikan pengalaman mendalam bagi pengunjung.

Acara dibuka dengan tarian tradisional Palestina, Dabke. Gerakan dinamis dan ritme yang memukau menjadi bentuk ekspresi kolektif yang memikat penonton.

Maryam menegaskan, Festival Palestina adalah wujud kepedulian Indonesia terhadap perjuangan hak asasi manusia rakyat Palestina yang menghadapi genosida.

“Acara ini dirancang untuk menunjukkan kepada rakyat Gaza, Palestina, dan dunia bahwa mata bangsa Indonesia masih tertuju pada Palestina, 'All Eyes on Palestine',” ungkap Maryam.

Berbagai pertunjukan seni menjadi sorotan utama festival, menggambarkan transformasi kondisi Palestina sebelum dan sesudah penjajahan. Dialog penuh makna antara Kak Ojan dan Ata membuka rangkaian cerita, diikuti pembacaan puisi karya penyair legendaris Palestina, Mahmoud Darwish, oleh Bella Fauzi. Kolaborasi teater bersama tim DKJ dan tayangan video turut memberikan pengalaman mendalam bagi penonton.

Orasi kemanusiaan dari Ikang Fawzi, Chiki Fawzi, dan Nurjanah Hulwani menggugah semangat pengunjung dengan membahas blokade dan genosida di Gaza. Penyair dan aktor Jose Rizal juga turut mempersembahkan puisi bertema Palestina.

Suasana semakin syahdu dengan iringan musik dari “Suara untuk Palestina,” Fadli “Padi,” Adzando Davema, dan grup nasyid Edcoustic yang memeriahkan festival.

Acara ditutup dengan lelang amal yang menawarkan barang khas Palestina dan koleksi spesial dari para seniman. Hasil lelang disalurkan untuk program bantuan musim dingin di Palestina melalui Winter Relief.

Sebagai penutup, gerakan "Satu Rumah Satu Aqsa" (SRSA) diluncurkan melalui penayangan poster pada 3.120 rumah di Indonesia, menanamkan pentingnya kesadaran akan Masjid Al-Aqsa dan Palestina di keluarga Indonesia.

Festival ini berhasil mempertemukan ratusan peserta dari berbagai latar belakang untuk menyuarakan solidaritas bagi Palestina. Salah satu pengunjung mengungkapkan harapannya agar acara ini menjadi langkah bersama dalam memperkuat solidaritas, meningkatkan kesadaran, dan mendorong dukungan nyata bagi perjuangan rakyat Palestina.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut