Muslih juga menjelaskan bahwa pencatatan anggaran di kategori pojok baca lebih merupakan aspek teknis. "Untuk sekolah lain, pengadaan serupa mungkin dicatat di kategori pembelajaran," ujarnya.
Ia menegaskan, Inspektorat tidak menemukan masalah dalam pencatatan tersebut. "Kesimpulannya, dana Rp 300 juta itu sepenuhnya digunakan untuk mendukung pembelajaran melalui pengadaan buku Kurikulum Merdeka," tegas Muslih.
Dari informasi yang dihimpun, anggaran pengadaan buku di SMPN 8 Tangsel memang terlihat lebih besar dibandingkan sekolah lain. Hal ini disebabkan oleh pencatatan pengadaan buku Kurikulum Merdeka yang dimasukkan dalam anggaran pojok baca.
Dana tersebut digunakan untuk membeli buku bagi 10 mata pelajaran kelas 9, ditambah dua mata pelajaran tambahan untuk seluruh jenjang. Meski tercatat dalam kategori pojok baca, substansinya adalah mendukung pembelajaran siswa.
Pihak sekolah berencana melakukan pengecekan ulang dengan operator untuk memastikan detail teknis anggaran lebih lanjut.
Editor : Hasiholan Siahaan