get app
inews
Aa Text
Read Next : Begini Spesifikasi Smartphone Flagship Killer di Indonesia, Simak Ulasannya!

Siklus Produk yang Cepat Jadi Alasan Polytron Tak Lagi Berinovasi di Pasar Smartphone

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:47 WIB
header img
Siklus Produk yang Cepat Jadi Alasan Polytron Tak Lagi Berinovasi di Pasar Smartphone

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Pasar elektronik, khususnya gadget dan smartphone, terus mengalami perkembangan pesat. Dalam industri ini, siklus produk yang singkat menjadi tantangan besar bagi para pelaku bisnis. Awalnya, PT Hartono Istana Teknologi (Polytron Indonesia) optimistis turut andil meramaikan segmen ini. Bahkan, hasil riset dari perusahaan, inovasinya diproduk smartphone menunjukkan prospek cemerlang. Namun kenyataannya, kesulitan mulai terasa dan kegagalan pun terjadi. 

Commercial Director Polytron Indonesia, Tekno Wibowo menjelaskan, alasan kegagalan perusahaannya berinovasi di pasar gadget karena komponen chipset yang menjadi nyawanya harus dibeli lewat impor. Padahal, butuh setidaknya enam bulan untuk merakit smartphone. Setelah itu, hanya ada tiga bulan untuk memasarkannya. Karena, setelah itu akan ada chipset baru yang masuk ke pasar.

“Waktu jual produknya hanya sekitar tiga bulan. Lalu, diberi waktu satu bulan lagi untuk menghabiskan stok di bulan keempat. Hal itu karena model terbaru sudah mulai bermunculan. Jika terlambat dijual, kami harus melakukan pemotongan harga untuk menghabiskan stok lama, agar tidak tertinggal oleh kemunculan ragam teknologi baru,” kata Tekno di Jakarta, Rabu (12/3/2025). 

Menurut dia, hal itu yang memberatkan bagi perusahaannya. Karena di industri elektronik, biasanya lifetime produk bisa mencapai dua hingga tiga tahun. Namun, dalam pasar gadget, siklusnya terlalu cepat. Beberapa brand yang sebelumnya terjun ke industri smartphone pun akhirnya memilih untuk keluar karena tidak mampu mengikuti dinamika pasar yang begitu cepat. 

“Kalau kita lihat sekarang, launching produk baru mulai lebih sedikit, mungkin setahun sekali. Tidak seperti dulu antara 2011 hingga 2017, perkembangan sangat cepat dan membuat persaingan semakin ketat. Kami tidak kuat, padahal penjualannya cukup bagus,” ungkapnya. 

Namun, lanjut Tekno, tidak menutup kemungkinan jika peluangnya ada akan kembali lagi berinovasi disegmen smartphone. Karena pihaknya tidak terlalu berharap pada industri smartphone. Industri smartphone di perusahaannya secara total hanya menyumbang kontribusi sekitar 5-7% dari total penjualan produk elektronik lainnya. Perusahaannya hanya sanggup bertarung pada segmen smartphone sekitar 6 tahun. 

“Karena teknologi smartphone berkembang terlalu cepat dan sulit terkejar oleh industri smartphone lokal. Brand besar bisa bertahan karena mereka bergerak secara global dengan skala yang jauh lebih besar. Jadi, kami tetap mengandalkan produk elektronik lain seperti smart TV dan lemari es sebagai kontributor penjualan terbesarnya,” terang Tekno. 

Editor : Aris

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut