Kemenangan yang Mengubah Segalanya

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Selama lebih dari empat abad, bangsa Israel hidup dalam penantian panjang. Di tengah penderitaan dan penindasan dari penguasa asing yang kejam, mereka menggantungkan harapan pada nubuat para nabi seperti Yesaya dan Zakharia. Janji akan hadirnya seorang pembebas yang akan menghancurkan musuh-musuh mereka terus hidup di hati rakyat Yahudi.
Mereka membayangkan sosok pemuda gagah yang akan menggulingkan kekuasaan Romawi dan menduduki takhta sebagai raja yang memerintah dengan tangan kuat.
Namun yang datang justru berbeda. Seorang Rabi yang baru saja membangkitkan orang mati, memasuki Yerusalem dengan cara yang tidak terduga—mengendarai seekor keledai, simbol kerajaan dan kedamaian. Ia adalah Yesus. Bukan sekadar manusia, tapi juga Tuhan. Kedatangannya ke Yerusalem bukan parade kemenangan biasa, melainkan awal dari perjalanan menuju salib.
Yesus memang akan menjadi Raja—tapi bukan seperti yang dibayangkan banyak orang. Dalam hitungan hari, langkah penuh iman itu berubah menjadi kemenangan yang jauh lebih besar: kemenangan atas maut, iblis, dan keterpisahan abadi dari Allah.
Harga kemenangan itu sangat mahal. Yesus menyerahkan nyawa-Nya sendiri. Sorak sorai yang menyambut kedatangan-Nya pun akan bergema saat Ia wafat—karena dari kematian itulah hidup baru lahir bagi banyak orang.
Pengorbanan-Nya membayar segalanya, agar kita menerima segalanya.
Hari ini, mari kita renungkan betapa ketaatan Yesus telah membuka jalan bagi hubungan yang kekal dengan Tuhan. Dan dengan hati penuh syukur, mari kita memuliakan Raja yang datang dalam nama Tuhan.
Editor : Hasiholan Siahaan