get app
inews
Aa Text
Read Next : Melihat Lebih Dekat, Kapel Sistina Saksi Bisu Terpilihnya Paus

133 Kardinal Seluruh Dunia Hadiri Pemilihan Paus Baru, Ini Tata Cara Proses Konklaf

Rabu, 07 Mei 2025 | 13:30 WIB
header img
133 Kardinal Seluruh Dunia Hadiri untuk Pemilihan Paus Baru di Kapel Sistine, Vatikan, Roma, Rabu (7/5/2025)

JAKARTA, iNewsTangsel- Sejarah bagi gereja Katolik dan dunia dimana Konklaf atau pemilihan Paus baru akan dilaksanakan menggunakan pemilihan suara di Kapel Sistina pada hari ini, Rabu (7/5/2025) pukul 10 waktu setempat.

Konklaf adalah pertemuan tertutup para kardinal Gereja Katolik untuk memilih Paus baru. Nama "konklaf" berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dikunci dengan kunci". 

Sesuai namanya, para kardinal yang berhak memilih (berusia di bawah 80 tahun) akan dikurung secara ketat tanpa akses ke dunia luar hingga berhasil mencapai keputusan. Proses ini akan dilakukan secara tertutup oleh 133 kardinal yang hadir dalam acara tersebut.

Konklaf sendiri diadakan setelah 9 hari kebaktian untuk mengenang pemimpin terdahulu, Paus Fransiskus yang tutup usia pada 21 April 2025. Paus Fransiskus sendiri merupakan Paus pertama dari Amerika Latin yang terpilih pada tahun 2013.

Untuk mengawali prosesi konklaf, para kardinal akan mengenakan jubah merah dari Basilika Santo Petrus menuju Kapel Sistina. Di sana, mereka akan mendengarkan khotbah dan mulai memberikan suara. Lalu, bagaimana proses konklaf pemilihan Paus baru?

Dikutip dari NPR, Selasa (6/5/2025), Proses ini diawali dengan Misa Pro Eligendo Romano Pontifice sebagai bentuk doa bersama untuk memohon bimbingan Roh Kudus.

Setelah itu, para kardinal memasuki Kapel Sistina dalam prosesi khidmat dan mengucapkan sumpah untuk menjaga kerahasiaan dan tidak terpengaruh intervensi pihak luar. 

Seluruh kardinal akan menandatangani sumpah kerahasiaan dan pengasingan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pemungutan suara. Selain itu, mereka juga mengumpulkan ponsel selama proses konklaf berlangsung.

Ketika memasuki pemungutan suara, setiap kardinal akan diberikan meja yang di atasnya terdapat pena dan setumpuk kertas suara yang bertuliskan "Eligo in summum pontificem". Kata-kata tersebut memiliki arti, "saya memilih sebagai Paus tertinggi".

Selepas itu, para kardinal akan menulis nama pilihan masing-masing, melipat kertas menjadi dua bagian, lalu meletakkannya di dalam guci perunggu. Para kardinal juga dibagikan tugas untuk menjadi pengawas, infirmari, dan revisi. Setiap hari, ada 3 pengawas, 3 infirmari, dan 3 revisi yang dipilih dengan cara undian.

Infirmari bertugas mengumpulkan surat dari para kardinal yang sedang sakit dan tidak bisa datang ke Kapel Sistina. Kemudian, surat-surat suara dihitung berulang sebelum disematkan dengan jarum menjadi sebuah bundel.

Profesor Hukum Kanon, Kurt Martens mengatakan, hanya ada satu putaran pemungutan suara pada malam hari, kemudian akan dapat dilihat hasilnya. 

Apabila tidak ada pemenang atau kardinal yang memperoleh dua per tiga dari total suara, surat suara akan dibakar di tungku menggunakan tambahan bahan kimia agar asap menjadi hitam. Bila terdapat pemenang, surat suara juga dibakar menggunakan bahan kimia yang membuat asap berwarna putih.

Kurt menuturkan, pemilihan putaran pertama biasanya menghasilkan kardinal-kardinal prioritas saja. Setelah itu, konklaf dilanjutkan pada hari berikutnya dengan dua pemungutan setiap pagi dan dua pengambilan suara saat sore. 

Sampai seorang memenangkan suara, para kardinal akan terus berdoa dan merenung selama proses pemilihan tersebut. Ketika asap putih keluar dari cerobong asap, lonceng juga akan dibunyikan untuk memberikan isyarat pada masyarakat bahwa Paus baru telah terpilih. Sebelum itu, selama proses konklaf, petugas pemadam kebakaran Vatikan bersiaga untuk memadamkan asap.

Dilansir dari The Guardian, Selasa (6/5/2025), proses selanjutnya setelah Paus baru terpilih akan diambil alih oleh Dekan Dewan Kardinal.

Dekan Kardinal akan bertanya kepada Paus terpilih, "Apakah Anda menerima pemilihan kanonik Anda sebagai paus tertinggi?" Apabila setuju, dia harus memutuskan nama kepausannya. 

Setelah itu, para kardinal akan mengungkap janji untuk patuh terhadap Paus baru tersebut. Paus yang baru akan dibawa ke Ruang Air Mata untuk berganti pakaian dari baju kardinal bewarna merah menjadi jubah kepausan bewarna putih. 

Biasanya, disediakan jubah dengan tiga ukuran, yaitu kecil, sedang, dan besar yang baru. Namun, kali ini Vatikan diperkirakan mendaur ulang jubah yang telah dibuat untuk konklaf sebelumnya. Setelah itu, Paus baru akan dipandu menuju balkon utama Basilika Santo Petrus.

Kardinal diakon senior akan muncul terlebih dahulu dan mengumumkan, "habemus Papam!", yang berarti "kita punya seorang Paus!"

Kemudian, Paus baru muncul ke balkon dan memberikan berkat pertamanya kepada umat yang akan menjabat sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sekaligus pemimpin negara Vatikan.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut