Segera Hadir, Direktur Film, Musik dan Seni Kemenbud: FFWI 2025 Harus Memberi Dampak kepada Publik

"Ada film yang menang di Golden Globe tidak menang di Oscar, itu biasa. Makanya FFWI penilaiannya lebih ke persoalan kemanusiaan dan moral. Harus ada sisi lain penilaian atas hasil karya kawan kawan industri film," kata Dr. Saifullah Agam yang juga mengusulkan branding ulang FFWI 2025. Sehingga menjadi acuan dan makin ngetop dan menghasilkan impact ke masyarakat film.
Di saat bersamaan Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Dr. Naswardi menjelaskan, tahun lalu ada 10 festival film yang mendaftarkan filmnya ke LSF (untuk disensor).
"Proses penilaian film yang kita lakukan berdasarkan proses murni klasifikasi. Dalam konteks ini LSF mengapresiasi pada FFWI, yang menjadi bagian dari promosi film Indonesia. Kami dari LSF memberikan dukungan kepada FFWI dan bersiap berkolaborasi," kata Dr. Naswardi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden FFWI Wina Armada Sukardi menyambut baik tawaran kolaborasi LSF dan ikhtiar branding FFWI XV, terlebih FFWI 2025 di tahun ini adalah yang pertama di bawah Kementerian Kebudayaan.
"Kami adalah Festival film yang terbuka. Ini adalah tahun ketiga FFWI di bawah Kementerian. Pertama di bawah Pusbangfilm, Kemendikbud Ristek dan Kementerian Kebudayaan. Dengan pembiayaan dari bantuan negara. Sedangkan dalam sistem penjurian dengan melibatkan pakta integritas," kata Wina Armada Sukardi.
Editor : Hasiholan Siahaan