get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Suami Rusak Mobil Istri Pakai Batu di Depan Umum, Diduga Emosi Masalah Rumah Tangga! 

Film Gowok Viral, Ternyata Gowok adalah Kamasutra Jawa dalam Budaya Kuno!

Senin, 16 Juni 2025 | 10:30 WIB
header img
Tradisi kuno Jawa bernama Gowok kembali menarik perhatian publik setelah diangkat ke layar lebar oleh sutradara Hanung Bramantyo. Foto: istimewa

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Tradisi kuno Jawa bernama Gowok kembali menarik perhatian publik setelah diangkat ke layar lebar oleh sutradara Hanung Bramantyo.

Film berjudul "Gowok: Kamasutra Jawa" ini dibintangi oleh Lola Amaria sebagai Nyai Santi, sosok Gowok legendaris, dan Reza Rahadian sebagai pemeran utama pria.

Gowok sendiri dikenal sebagai salah satu tradisi budaya Jawa yang telah ada sejak sebelum kemerdekaan dan masih bertahan hingga sekitar tahun 1950-an. 

Film ini menuai banyak perbincangan karena membahas tema pendidikan seksual bagi remaja laki-laki dan pria dewasa yang akan menikah. 

Dalam tradisi ini, mereka "disekolahkan" kepada seorang perempuan dewasa yang disebut Gowok, untuk belajar mengenai seksualitas serta peran suami dalam kehidupan rumah tangga.

Sejarawan dari UIN Raden Mas Said Surakarta, Latif Kusairi, menjelaskan bahwa tradisi Gowok merupakan bentuk pendidikan informal.

Dalam praktiknya, seorang pemuda—biasanya anak pejabat atau bangsawan—dibimbing oleh perempuan dewasa untuk memahami peran suami secara seksual maupun emosional.

“Hingga kini, belum ditemukan naskah atau serat yang secara tegas menjelaskan tentang tradisi Gowok. Tradisi ini berkembang melalui cerita lisan yang diwariskan turun-temurun,” ungkap Latif, Minggu (15/6/2025).

Latif menyebutkan bahwa praktik ini berkembang di wilayah pedalaman Jawa Tengah, seperti Temanggung, Banyumas, dan Cilacap. 

Tradisi Gowok hidup di masa penjajahan Belanda hingga awal kemerdekaan, lalu mulai memudar seiring dengan meningkatnya pengaruh agama serta akses masyarakat terhadap informasi yang lebih luas.

“Tradisi ini diperkirakan muncul sekitar awal 1900-an hingga tahun 1950-an. Kemerosotannya terjadi seiring dengan penyebaran Islam yang masif dan makin terbukanya masyarakat terhadap informasi dari luar,” jelas Latif, yang juga mengajar di Program Studi Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta.

Menurutnya, pada masa itu, masyarakat pedalaman memiliki keterbatasan dalam akses informasi dan dakwah agama. 

Meski sebagian besar sudah memeluk agama, pemahaman mereka terhadap ajaran syariat masih terbatas, berbeda dengan masyarakat pesisir utara Jawa yang lebih terbuka secara sosial dan budaya.

“Fenomena seperti ini hanya ditemukan di wilayah pedalaman, seperti daerah Ngapak Banyumasan, Temanggung, dan bagian dalam Cilacap. Ini adalah fenomena sosial lokal, bukan praktik yang meluas hingga ke daerah pesisir selatan yang lebih mudah dijangkau,” ujarnya.

Mengapa hanya di Pedalaman Jawa?

Latif menjelaskan bahwa tradisi Gowok tidak berkembang di wilayah pesisir karena di daerah tersebut pengaruh agama dan budaya luar lebih cepat masuk. Penyebaran ajaran Islam yang lebih intensif di pesisir membuat tradisi semacam ini sulit bertahan.

“Di pedalaman, penyebaran agama berlangsung lebih lambat dibandingkan wilayah pantai utara. Karena itu, tradisi lokal seperti Gowok masih dapat bertahan hingga pertengahan abad ke-20,” paparnya.

Hubungan Pria Muda dan Gowok

Lebih lanjut, Latif mengungkapkan bahwa para pria yang mengikuti tradisi ini biasanya sudah memasuki usia dewasa dan siap menikah, yakni sekitar usia 20-an.

Sedangkan perempuan yang menjadi Gowok adalah wanita dewasa, berusia antara 20 hingga 40 tahun, dan umumnya telah berumah tangga.

“Walaupun belum ada data tertulis yang valid, dari informasi yang kami peroleh, usia perempuan yang menjadi Gowok berkisar antara 20 hingga 40 tahun. Mereka memiliki peran sebagai pendidik bagi laki-laki yang akan menjalani kehidupan rumah tangga,” tutupnya.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut