get app
inews
Aa Text
Read Next : Inovator Merapat! PFsains 2025 Tawarkan Dana Miliaran untuk Hilirisasi Riset

Seribu Bayang Purnama, Film Drama Keluarga Pertama Angkat Problematika Nyata Juga Mimpi Petani

Kamis, 26 Juni 2025 | 22:35 WIB
header img
Seribu Bayang Purnama, Film Drama Keluarga Pertama Angkat Problematika Nyata dan Mimpi Petani

JAKARTA, iNewsTangsel.id- Film “Seribu Bayang Purnama” yang diproduksi oleh Baraka Films mencoba untuk membuat gebrakan pertama kalinya dalam sejarah perfilman Indonesia dengan menghadirkan film layar lebar mengangkat problematika petani di pedesaan masa kini, yang mungkin tidak banyak diketahui oleh masyarakat perkotaan.

Film yamg dikemas ringan ini hadir sebagai sarana edukasi dan juga alternatif untuk memahami pentingnya bidang pertanian bagi bangsa Indonesia yang juga berperan menjaga ketahanan pangan Negara.

Sutradara yang juga founder Baraka Films Yahdi Jamhur mengatakan keinginan membuat film Seribu Bayang Purnama, dipicu oleh tantangan dan dukungan penuh dari produser eksekutif film ini, Joao Mota penggiat pertanian alami dan sosok yang peduli dengan pertanian dan nasib petani Indonesia.

Yahdi Jamhur mengungkapkan bahwa awalnya Joao Mota datang membawa ide cerita, kisah sukses seorang petani muda di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berhasil memelopori Metode Tani Nusantara, sebuah metode pertanian alami yang mudah, murah dan sederhana. 

Alhasil, dengan menerapkan metode ini, petani tidak perlu lagi bergantung kepada para rentenir dan pupuk pestisida pabrikan berbahan baku kimia yang harganya cukup mahal serta bisa menekan biaya pertanian hingga 80%.

Yahdi Jamhur mengisahkan Seribu Bayang Purnama tidak hanya sekadar menyuguhkan drama dan romansa, tetapi juga kritik sosial terhadap sistem pertanian yang timpang di Indonesia yang menggambarkan bagaimana petani terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat mahalnya pupuk, ketergantungan pada tengkulak, dan minimnya akses modal.

"Pesan utama yang kami coba sampaikan melalui film ini adalah ketahanan pangan merupakan salah satu kunci bagi kedaulatan negara Indonesia. Melalui film ini kami mencoba mengangkat cerita kehidupan petani dengan segala suka dukanya, sehingga petani ini bisa terangkat derajatnya," ungkap Yahdi Jamhur.

Dia menegaskan bahwa seluruh keuntungan tiket "Seribu Bayang Purnama" akan didonasikan untuk pemberdayaan petani.“Kami ingin film ini menjadi inspirasi, bukan hanya kisah keluarga, tapi juga potret masalah dan tantangan yang dihadapi petani Indonesia," kata Yahdi Jamhur.

Penulis skenario Swastika Nohara, yang sudah dua kali meraih Piala Maya, ikut memberikan sentuhan emosional yang memperkuat pesan sosial film ini. Visual pedesaan yang indah dan penokohan yang kuat turut memperkuat daya tarik film.

"Film ini bagi saya sangat personal karena lahir dari based on story masa kecil saya yang tumbuh besar di keluarga petani. Semua pemeran atau karakter yang ada itulah hasil dari riset saya bersama ibu di desa tempat saya tinggal dulu," ungkap Swastika. 

Marthino Lio pemeran utama karakter Putro itu mengatakan memiliki rencana untuk mengajak petani untuk menonton bersama setelah film Seribu Bayang Purnama. Marthino Lio pun bersedia untuk melakukan perjalanan ke berbagai desa di Indonesia. 

“Setelah ini nanti selesai kami sih punya planning yang sangat mulia. Gue ikut kemanapun, pelosok mana, ayo gue ikut motoran. Intinya kita mau nayangin kayak sejenis layar tancap untuk mereka-mereka. Supaya mereka mendapatkan informasi ini,” paparnya untuk promo film ini.

Menurutnya, cara tersebut bertujuan agar film Seribu Bayang Purnama memberikan dampak nyata kepada masyarakat, khususnya para petani. Dia menilai, ini film pertama kisahnya tentang pertanian ada upaya membangun awarness disini yang menarik sempat diomongin bang Yadi bahwa di tahun 2035 akan habis petani karena gak ada generasi millenial atau z.

"Makanya, bukan seberapa keren film ini, tapi dampak apa yang kita bisa ninggalin buat generasi berikut,” ucapnya. 

Marthino Lio berharap film Seribu Bayang Purnama tidak hanya menghibur, tetapi juga bisa bisa memberikan pelajaran kepada para penonton.“Semoga film ini bisa menjadi tontonan dan memberikan dampak yang sangat besar untuk orang-orang,” pungkasnya.

Seribu Bayang Purnama menceritakan tentang Putro Purnomo (Marthino Lio), seorang pemuda yang kembali ke desanya dan bertekad memperkenalkan metode pertanian alami untuk membantu petani mengurangi biaya dan meningkatkan panen.

Namun, upayanya ini ditentang oleh keluarga rival lamanya yang kemudian menantangnya dalam kompetisi pertanian bergengsi.

Film Seribu Bayang Purnama ini didedikasikan bagi para petani yang memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Bahkan seluruh keuntungan tiket film ini nantinya akan digunakan sepenuhnya untuk menjalankan program pemberdayaan petani.

Film Seribu Bayang Purnama menampilkan beberapa nama pemeran yang memiliki karakter atau personifikasi kuat seperti Marthino Lio, Givina, Whani Darmawan, Aksara Dena serta Nugie.Film ini tayang di bioskop mulai 3 Juli 2025.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut