get app
inews
Aa Text
Read Next : Binusian Fun Run 2025 Ajak Masyarakat Sehat Bersama 

Inovasi Bioteknologi BINUS University,  Ubah Tanaman Lokal Jadi Solusi Kesehatan

Minggu, 03 Agustus 2025 | 22:10 WIB
header img
Inovasi Bioteknologi BINUS University,  Ubah Tanaman Lokal Jadi Solusi Kesehatan

JAKARTA,iNewsTangsel.id- Dalam menghadapi tantangan global seperti krisis pangan, peningkatan penyakit degeneratif, serta kerusakan lingkungan, bioteknologi tumbuhan menawarkan jalur solusi berbasis ilmu pengetahuan. Di Indonesia, upaya ini dijalankan melalui berbagai lembaga riset.

Salah satunya melalui Pusat Penelitian Bioteknologi Pangan (Food Biotechnology Research Center) BINUS University yang mengembangkan pendekatan berbasis tanaman lokal.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.

Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi Pangan dan dosen di Departemen Bioteknologi BINUS University, Prof. Dr. Nesti F. Sianipar menjelaskan, salah satu hasil riset unggulan adalah pengembangan keladi tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.), tanaman obat asli Indonesia yang dikenal memiliki sifat antikanker dan antioksidan.

Sejak tahun 2012, tim yang dipimpinnya telah melakukan pengembangan menggunakan kultur jaringan in vitro. Sehingga menghasilkan tiga varietas unggul, yaitu Tipobio, Typonesiaraga, dan Binusantara 1. 

“Tiga varietas ini memiliki kandungan senyawa bioaktif yang lebih tinggi dari tanaman asalnya. Bahkan, dua di antaranya kini telah mendapatkan perlindungan varietas tanaman (PVT) dari Kementerian Pertanian,” paparnya di Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, ekstrak dari varietas ini menunjukkan efektivitas tinggi terhadap sel kanker payudara (MCF-7), termasuk kemampuan menginduksi apoptosis sel kanker dalam waktu 24 jam pada uji in vitro.

Kini, hasil riset tengah disiapkan dalam bentuk suplemen bernama Tyherbs untuk memelihara kesehatan dan membantu pencegahan kanker payudara. Bahkan, saat ini sedang dalam proses pengajuan izin edar ke BPOM.

Dia mengungkapkan bahwa pihaknya coba untuk meneliti tentang tanaman keladi tikus sebagai bahan baku obat pencegah kanker. Kami juga mengeksplorasi kecubung sebagai bahan antiinflamasi alami dan alternatif anestesi ringan.

"Studi ini diharapkan bisa menawarkan pilihan yang lebih aman dan alami dalam praktik medis ke depan," terang Prof. Nesti.

Dia memaparkan, tak hanya fokus pada tanaman obat, di sektor pangan, ada pisang Terpedo. Pisang ini hasil variasi somaklonal dari pisang tanduk melalui teknik kultur jaringan.

Pada varietas ini memiliki bobot per tandan hingga 17 kg dan indeks glikemik rendah. Sehingga aman bagi penderita diabetes serta bernilai tinggi sebagai sumber pangan fungsional. 

“Pengembangan varietas ini menjadi bagian dari solusi atas isu ketahanan pangan nasional, sekaligus memanfaatkan potensi tanaman lokal untuk menjawab tantangan gizi masa depan,” imbuhnya. 

Prof. Nesti menambahkan, selain itu, kampusnya juga memanfaatkan potensi bioteknologi dalam pengolahan limbah organik menjadi produk bermanfaat.

Nesti mengatakan bahwa melalui program eco enzyme, limbah dapur seperti kulit buah, air, dan gula difermentasi menjadi cairan serbaguna dengan sifat antibakteri tinggi. Produk turunan eco enzyme tersebut telah dikembangkan menjadi sabun tangan alami, semprotan antibakteri, dan deterjen cair ramah lingkungan. 

“Uji laboratorium menunjukkan efektivitasnya melawan bakteri seperti E. coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus. Proyek ini mendukung prinsip zero, sehingga semua hasil riset kami dapat mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan, dan mengurangi limbah organik. Semuanya untuk kepentingan masyarakat luas,” tutup Prof. Nesti. 

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut