get app
inews
Aa Text
Read Next : Film Animasi Jumbo Siap Hadirkan Konser Penuh Keajaiban 17 Agustus 2025

Visinema Angkat Sosok Kepahlawanan Pangeran Diponegoro Lewat Perang Jawa

Rabu, 23 Juli 2025 | 11:25 WIB
header img
Visinema Angkat Sosok Kepahlawanan Pangeran Diponegoro Lewat Perang Jawa

JAKARTA, InewsTangsel.id- Visinema, rumah produksi yang baru-baru ini mencetak hits lewat film animasi Jumbo, hari ini, 21 Juli 2025, mengumumkan film paling ambisius dan menantang dalam sejarah Visinema: Perang Jawa yang akan mengangkat kisah perlawanan Pangeran Diponegoro

Pengumuman ini bertepatan dengan 200 tahun dimulainya Perang Diponegoro, yang terjadi pada 20 Juli 1825 ketika pemerintah kolonial memaksakan pembangunan jalan di atas tanah leluhur Pangeran Diponegoro. Tindakan ini menjadi titik awal salah satu perang paling berdarah dan menentukan dalam sejarah Asia Tenggara.

Film yang disutradarai langsung oleh Founder dan CEO Visinema, Angga Dwimas Sasongko, film ini juga akan diproduseri secara eksekutif oleh Gita Wirjawan.

Bisa dikatakan,Visinema dikenal sebagai studio yang berani mengambil langkah besar dan berbeda. Lewat Jumbo, Visinema telah mencetak sejarah sebagai film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang masa. Sebelumnya Visinema juga menghadirkan genre heist melalui film laris Mencuri Raden Saleh dan film action 13 Bom di Jakarta, dua film yang disutradarai Angga Sasongko.

Film Perang Jawa menjanjikan sebuah visi kreatif yang luar biasa: skala epik, pembangunan dunia (world-building) yang megah, serta pendekatan visual dan naratif yang tak terduga. Film ini akan mengangkat kisah monumental yang tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga bagi Asia Tenggara secara keseluruhan.

“Lewat Perang Jawa, kami sedang mengambil tantangan baru, sebuah epik perang yang berakar di tanah Jawa, dengan skala dan intensitas sinematik setara film-film epik global,” ujar Angga Dwimas Sasongko, Founder Visinema dan sutradara Perang Jawa saat jumpa pers di lounge XXI Plaza Senayan, Jakarta, belum lama ini. 

“Kami ingin menciptakan dunia, bercerita lewat visual, dan membangun pengalaman yang menggugah sehingga penonton bisa merasakan intensitas perang ini melalui perspektif khas Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi kami menjadi game-changer bagi perfilman Indonesia," lanjutnya.

Gagasan untuk mengangkat kisah ini pertama kali datang dari Gita Wirjawan, Host dan Produser Eksekutif tayangan populer Endgame yang juga akan berperan sebagai produser eksekutif Perang Jawa. 

Dia mengatakan, Diponegoro tidak berjuang untuk takhta namun untuk harga diri, keyakinan. warisan budaya dan kedaulatan. Bagi saya, ini adalah kisah yang sangat manusiawi sekaligus monumental. 

“Melalui Perang Jawa, kami ingin mengangkat kembali nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Diponegoro dalam medium sinema. Harapannya, dengan kemasan yang seru dan epik, cerita ini bisa disampaikan bukan hanya ke Indonesia, tapi ke dunia.”ucapnya.

“Perang Diponegoro adalah salah satu episode paling esensial dalam sejarah Asia Tenggara, karena ini merupakan titik balik dari gerakan anti-kolonialisme. Tetapi belum pernah diangkat menjadi film dalam skala yang layak secara sinematik,” timpal Peter Carey, sejarawan dan konsultan Perang Jawa. 

Melalui film ini, kita bisa menghidupkan kembali esensi dari Pangeran Diponegoro: seorang pemimpin berani dan memiliki idealisme dan spiritual tinggi. Dia juga seorang panglima perang, dan simbol awal kesadaran anti-kolonial.

“Saya percaya kisah ini akan sangat relevan untuk generasi sekarang, tidak hanya di Indonesia tapi juga lensa global,” kata Peter Carey yang banyak buku-bukunya diterbitkan di Indonesia, salah satunya Sisi Lain Diponegoro.

Perang Jawa menandai langkah kreatif terbaru dari Visinema setelah kesuksesan luar biasa Jumbo—film dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah Indonesia dan tonggak penting dalam animasi Asia Tenggara. 

Film akan diproduksi oleh Taufan Adryan dan skenario ditulis oleh Ifan Ismail, penulis peraih Piala Citra, dengan kolaborasi Peter Carey, sejarawan terkemuka dunia tentang Diponegoro dan penulis The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855. Proyek ini kini berada dalam tahap pengembangan, dan direncanakan memasuki produksi pada tahun 2027.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut