Film Pangku, Debut Reza Rahadian Jadi Sutradara Film Soroti Kisah Perjuangan Kaum Ibu Bertahan Hidup

JAKARTA, iNewsTangsel.id-Aktor Reza Rahadian coba mewujudkan mimpi dalam kariernya lewat film Pangku yang menandai debutnya sebagai sutradara. Tak sekadar proyek perdana, film ini lahir dari pengalaman yang personal dan pengamatan mendalamnya terhadap realita sosial tentang kopi pangku di wilayah Indramayu.
Film ini jadi momen penting buat perjalanan karir Reza Rahadian dalam kariernya. Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai aktor serba bisa dan totalitas, kini ia unjuk gigi di dunia penyutradaraan dan sesuai gayanya yang perfeksionis, Reza pun tak ingin setengah setengah. Film debutnya ini punya cerita yang dalam, visual kuat, dan makna yang akan membuat penonton makin merenungi isian filmnya.
Film Pangku sendiri mengangkat fenomena kopi pangku di jalur Pantura yang begitu menggambarkan perjuangan perempuan yang terhimpit keterbatasan pilihan untuk dapat bertahan hidup. Film ini seolah ingin menyelami fenomena sosial yang menarik sekaligus kompleks. Dari sana, Reza menenun kisah tentang budaya, perjuangan perempuan, cinta, dan cara manusia bertahan hidup di tengah realita yang nggak selalu ramah.
“Film Pangku membawa kisah tentang perjuangan perempuan yang bertahan hidup dengan menjadi pelayan kopi pangku tanpa memiliki banyak pilihan. Di film ini, kita akan melihat perjuangan dua perempuan, Sartika dan Maya, yang sama-sama saling ‘memangku’ meski masing-masing berada dalam kesusahan hidup mereka,” kata Reza Rahadian saat Ngopi Santai Bersama "Pangku" (Exclusive Media Junket) di Kopikina, kawasan Kemang Jakarta Selatan, belum lama ini.
“Kita manusia kerapkali lupa bahwa perjuangan bertahan hidup itu layak diapresiasi karena itu sebuah perjuangan atau pencapaian tersendiri dimana saya datang dari backround keluarga single parent saya merasa hidup tinggal dipetakan mama pulang kerja dan lainnua sedikit banyak gak bisa dipungkiri tentunya membawa dampak cara saya berpikir pandangan melihat sesuatu dalam hidup,”sambungnya.
Bisa dikatakan, ide film Pangku sendiri sudah muncul sejak tahun 2018, saat Reza tengah menjalani syuting di sebuah daerah. Ketika itu ia melihat fenomena kedai kopi pangku tempat yang menurutnya menyimpan cerita kehidupan nyata yang penuh ironi.
“Jadi waktu itu saya lagi syuting di daerah yang sama, tapi beda area. Tiba-tiba saya dibawa oleh driver syuting saya ke sebuah tempat yang membuka mata saya bahwa realita seperti ini tuh ternyata masih ada, yaitu kedai kopi pangku"kata Reza Rahadian.
Empat tahun setelah ide itu muncul, Reza mulai mengembangkan cerita Pangku bersama penulis Felix.Namun, prosesnya tidak langsung mulus. Mereka sempat kesulitan menemukan komposisi cerita yang dianggap solid. Sampai akhirnya, Reza teringat pesan dari aktris senior Christine Hakim. Dari situlah, Reza mulai menautkan kisah Pangku dengan kehidupannya sendiri khususnya hubungan dengan sang ibu yang membesarkannya seorang diri.
“Saya dibesarkan oleh seorang ibu tunggal, jadi ini pas banget. Kehidupan yang ada di sana, riset yang kami lakukan, banyak berbicara tentang perempuan dan perjuangan.Jadi cerita dan inspirasinya bagaimana perjuangan ibu saya sebagai seorang ibu tunggal, yang kemudian menuntun saya men-create universe-nya Pangku seperti apa yang ada di dalamnya," papar Reza.
Langkah perdana Reza di balik kamera langsung membuahkan hasil gemilang. Pangku meraih penghargaan di HAF Goes to Cannes Program dalam ajang Hong Kong–Asia Film Financing Forum (HAF23). Tak berhenti di situ, film ini juga memenangkan White Light Post-Production Awards di JAFF Market 2024. Capaian ini membuktikan kualitas produksinya yang diakui secara global. Prestasi itu makin istimewa karena Pangku terpilih menjadi salah satu dari lima proyek yang akan tayang di Festival Film Cannes 2025.
Produser film Pangku Arya Ibrahim pun coba menekankan bahwa kopi pangku seringkali dipandang negatif, padahal bagi sebagian perempuan hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk bertahan.
“Hidup hadir dengan ruang-ruang tanpa pilihan dan menyisakan keputusan-keputusan yang kadang terasa salah di mata orang lain. Padahal, keputusan tersebut adalah upaya untuk terus melanjutkan hidup,” ucapnya.
Arya Ibrahim mengaku tak sabar untuk segera melihat antusias penonton Indonesia setelah melihat pencapaian bahwa film Pangku bisa terima dan diapresiasi oleh penonton film diberbagai festival film dunia.
“Kita tentunya excited karena dimanapun ketemu penonton di Negeri sendiri ini bisa menjadi sesuatu yang harus disyukuri karena kalo penonton negara lain menerima tentunya penonton di tanah air diharapkan bisa menerima dan merespon juga dengan positif film ini,”tutup Arya.
Film Pangku dibintangi oleh sederet pemain yang menambah kekuatan film ini. Nama-nama besar dan muda seperti Claresta Taufan, Christine Hakim, Fedi Nuril, Devano Danendra, Shakeel Fauzi, Putri Risa Juan, Dea Chandika, Kaan Latihan, Nazira C. Noer, Galabby, T. J. Ruthi Lukisan Sardi, dan Nai Djenar Masa Ayu bergabung dalam proyek ini yang rencananya film tersebut akan tayang 6 November 2025 di bioskop Indonesia.
Editor : Hasiholan Siahaan