Selebgram Ade Ratnasari dan Budiman Tiang Sepakat Damai Usai Mediasi di Komnas Perempuan

JAKARTA, iNewsTangsel - Kasus kesalahpahaman yang melibatkan selebgram Ade Ratnasari dan Budiman Tiang kini telah mencapai titik damai dan resmi diakhiri. Kedua belah pihak mendatangi Komnas Perempuan pada Senin (3/11/2025) untuk mencapai kesepakatan final mengenai penyelesaian konflik tersebut.

Ade Ratnasari hadir di kantor Komnas Perempuan di Jakarta Pusat bersama Budiman Tiang untuk melakukan mediasi dan menyepakati bahwa perseteruan di antara mereka telah berakhir sepenuhnya.

Ade mengonfirmasi bahwa ia secara resmi telah mencabut laporan terkait perbuatan tidak menyenangkan yang pernah ia ajukan kepada Komnas Perempuan. Ia menjelaskan bahwa kehadirannya di Komnas Perempuan adalah untuk mengklarifikasi dan menjelaskan keputusan damai tersebut.

Menurut pengakuan Ade, setelah terjadi pertemuan intensif, keduanya menyadari bahwa peristiwa yang terjadi di malam akhir tahun 2024 murni disebabkan oleh kesalahpahaman belaka. Mereka pun sepakat untuk melupakan insiden tersebut dan berkomitmen menjalin hubungan yang harmonis.

Ade menjelaskan bahwa akar masalahnya adalah kesalahan dalam persepsi identitas fisik, di mana penampilannya dianggap sebagai pria. "Jadi ini murni kesalahpahaman, memang banyak orang bila melihat penampilan, saya, saya dianggap pria," ungkap Ade, kepada awak media, Senin (3/11/2025). 

"Pertama kali pak Budiman melihat saya, saya dikira laki-laki, maka dengan ramahnya dia merangkul saya, padahal saya wanita loh," sambungnya. 

Dari sisi Budiman Tiang, hal terpenting baginya adalah semua urusan yang berlarut-larut bisa diselesaikan dengan tuntas dan kesalahpahaman berhasil diluruskan. Ia mengaku khawatir peristiwa tersebut dimanfaatkan pihak lain dan sempat hampir digugat cerai istrinya akibat insiden yang terjadi saat ia bersama keponakannya.

Dengan tercapainya kesepakatan damai ini, kasus pelaporan yang sebelumnya sudah bergulir di kepolisian dipastikan akan dihentikan secara resmi. Kedua pihak berkomitmen untuk saling menghormati, menjaga silaturahmi, dan berharap tidak ada lagi kejadian salah paham serupa di masa depan.

"Saya berharap kisah ini bisa menjadi pembelajaran bahwa kesalahpahaman bisa diselesaikan dengan komunikasi. Tidak semua perbedaan harus dibawa ke ranah hukum. Kedewasaan dan sopan santun harus tetap dijunjung tinggi,” pungkasnya.
 

Editor : Aris