get app
inews
Aa Text
Read Next : Flu, Megawati Absen di Pelantikan Prabowo-Gibran

BRICS Literature Award Pilih Denny JA

Kamis, 27 November 2025 | 16:45 WIB
header img
Denny JA menerima surat konfirmasi penghargaan BRICS Award for Literary Innovation. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Di tengah dominasi wacana sastra yang seringkali berkiblat pada Amerika Serikat dan Eropa, BRICS Literature Award menegaskan pentingnya suara alternatif dari Global South, termasuk Indonesia.

Perspektif sastra dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin, kata Denny JA, mampu menyeimbangkan dominasi Barat dengan menawarkan perspektif sejarah, luka sosial, dan imajinasi yang berbeda.

Pernyataan tersebut disampaikan Denny JA setelah ia menerima surat konfirmasi penghargaan BRICS Award for Literary Innovation. Penghargaan ini rencananya akan diserahkan di Khabarovsk, Rusia, pada akhir November 2025.

BRICS Literature Award, yang dibentuk pada Forum ‘Traditional Values’ tahun 2024, menjalani proses seleksi ketat melalui longlist, shortlist, dan penentuan pemenang oleh dewan juri lintas negara yang menilai kontribusi karya terhadap nilai dan jiwa bangsa.

Denny JA menerima surat konfirmasi sebanyak dua kali, pertama melalui Sastri Bakry selaku koordinator BRICS Indonesia, dan yang kedua adalah surat resmi berstempel dari Kepala Direksi Festival Seni Internasional BRICS, Ostroverkh–Kvanchiani Aleksandr Igorevich.

Sebelumnya, Denny JA beberapa kali diwawancarai panitia mengenai puisi esai, sastra, dan pandangannya tentang urgensi budaya yang tumbuh dari Global South. Denny JA sendiri mengetahui adanya dua penghargaan sastra dari BRICS, namun ia tidak mengetahui siapa pemenang penghargaan lainnya dan berasal dari negara mana.

Penghargaan ini secara khusus diberikan kepada Denny JA karena kontribusinya dalam melahirkan dan mengembangkan genre puisi esai. Inovasi sastra ini menggabungkan unsur liris, naratif, dan data faktual dalam satu tubuh karya.

Genre yang diperkenalkan pada tahun 2012 ini kini telah berkembang menjadi sebuah gerakan literasi yang melampaui batas negara, menjadi bahasan di ruang akademik, dan dirayakan melalui festival regional seperti ASEAN Poetry Essay Festival yang tahun ini diselenggarakan di Malaysia.

“Undangan itu terasa bukan sekadar pemberitahuan administratif,” ujar Denny JA. Ia melanjutkan, surat itu datang sebagai pengakuan sunyi tetapi besar, bahwa eksperimen kecil yang ia mulai bertahun-tahun lalu ternyata menggema hingga ke panggung internasional. Ini merupakan apresiasi dari BRICS, organisasi global yang mewakili 45% populasi dunia.

Puisi esai berawal dari sebuah pertanyaan sederhana: bisakah puisi menjadi indah sekaligus faktual, naratif, dan menyuarakan luka sosial? Eksperimen tersebut kemudian berkembang menjadi bentuk baru sastra Indonesia yang memadukan estetika puisi dengan kedalaman laporan sosial, menciptakan ruang dokumentasi bagi tragedi dan harapan, melahirkan komunitas penulis lintas generasi, dan menginspirasi festival regional.

Denny JA menegaskan bahwa inovasi sastra tidak cukup hanya diciptakan, tetapi harus dibangun ekosistemnya. Melalui Denny JA Foundation, ia bahkan mendirikan dana abadi untuk memastikan genre puisi esai terus bertumbuh melampaui dirinya. "Kadang, langkah kecil yang kita ayunkan sendiri tanpa sorotan, ternyata membentuk jalan yang dilihat dunia," tuturnya.

Acara penghargaan di Khabarovsk pada 25–30 November 2025 itu akan dimeriahkan juga dengan pameran seni multidisipliner, festival fotografi, kelas master sinematografi, pesta film pemenang BRICS Film Festival, serta pertunjukan reenactment sejarah dan pemutaran khusus film besar yang akan dirilis tahun 2026.

 

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut