get app
inews
Aa Text
Read Next : Menjelang Akhir Tahun, Permintaan Perangkat Rumah Tangga Melonjak Tajam di Indonesia

Larangan Petasan Buat Pedagang Merana, Omzet Tahun Baru Turun Hingga 90 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:29 WIB
header img
Salah satu lapak pedagang kembang api di Pasar Cikupa, Kabupaten Tangerang. Foto Ist

TANGERANG, iNewsTangsel.id - Malam pergantian tahun yang biasanya menjadi momen panen rezeki bagi pedagang petasan, kini berubah menjadi hari yang penuh kekhawatiran. Pedagang kembang api di sejumlah pasar di Kabupaten Tangerang harus menerima kenyataan pahit, omzet merosot tajam hingga 90%. 

Kondisi ini dipicu terbitnya Surat Edaran (SE) Bupati Tangerang Nomor B/200.1.3/13512/BKBP/2025 terkait imbauan larangan pesta kembang api dan petasan saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Hal itu ditambah faktor cuaca ekstrem yang melanda wilayah Tangerang.

Seperti yang terjadi d Pasar Cikupa, Danan tak bisa menyembunyikan raut kecewanya. Lapak kecil yang biasanya dipenuhi pembeli menjelang pergantian tahun, kali ini sepi seperti hari biasa. 

“Pada tahun baru 2025 penjualan bisa sampai Rp1,7 juta per hari. Sekarang, dapat Rp170 ribu saja sudah syukur,” ucapnya, Rabu (31/12/2025).

Danan mengungkapkan, hujan rintik-rintik yang turun sejak pagi membuat dirinya terus berharap ada yang mampir membeli barangnya.

“Dengan adanya peraturan itu membuat sebagian besar warga mengurungkan niat merayakan malam pergantian tahun dengan gegap gempita. Karena takut membeli,” tegasnya. 

Nasib serupa dialami Sarpin, pedagang kembang api di Pasar Gudang, Tigaraksa. Menurutnya, tahun lalu dagangannya, terutama petasan dan kembang api selalu habis terbeli. Tapi tahun ini, omzetnya turun dari sekitar Rp500 ribu per hari menjadi hanya Rp25 ribu. 

“Omzet tahun ini tak cukup untuk menutup biaya transportasi dan makan di luar rumah. Karena yang bikin penjualan tinggi itu petasan, tapi tahun ini dilarang. Karena dilarang, saya tidak berani jual,” paparnya. 

Sarpin mengatakan, tak ingin ambil risiko dan memilih patuh pada aturan, meski harus mengorbankan pendapatan di momen yang biasanya paling dinanti oleh para pedagang musiman.

“Sekarang saya cuma bisa menghabiskan waktu lebih banyak duduk main game online ketimbang melayani pembeli. Apalagi, kemarin ada polisi yang mengecek langsung ke dagangan saya," imbuh Sarpin. 

Padahal tahun baru, lanjut Sarpin menjadi peluang untuk memperbaiki ekonomi keluarga setelah satu tahun penuh keras bekerja. Tahun ini, kesempatan itu hampir sirna.  Tapi, dibalik kekecewaan ini ia berharap keadaan kembali normal di tahun-tahun mendatang. 

“Namanya juga dagang, kadang ramai, kadang sepi. Mudah-mudahan tahun depan ada rezekinya lagi,” pungkasnya. 

Editor : Elva Setyaningrum

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut