Amerika Serikat dan Jepang Kerjasama Pertahanan Anti Rudal Hipersonik, 2030 Siap Digunakan

Hasiholan
SM-3 menggunakan kendaraan pembunuh kinetik untuk menghancurkan rudal balistik jarak pendek hingga menengah selama fase penerbangan tengah. Foto dok US Navy

"Pengembangan kemampuan kontra-hipersonik menjadi kebutuhan mendesak bagi kedua negara untuk menghadapi tantangan di kawasan Indo-Pasifik, termasuk kemunculan rudal hipersonik ofensif dan teknologi canggih lainnya untuk potensi tindakan pemaksaan," jelas Pentagon.

Proyek GPI dimulai karena AS tertinggal dari Rusia dan China dalam pengembangan senjata hipersonik, termasuk kendaraan dan rudal yang mampu melaju lebih cepat dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara.

Setelah AS mulai mengembangkan serangkaian pencegat rudal anti-balistik baru setelah berakhirnya Perjanjian ABM pada tahun 2002, Rusia membatalkan rencana dari era 1980-an untuk membuat senjata hipersonik yang dirancang untuk mengalahkan sistem pertahanan rudal balistik tradisional.

Senjata hipersonik pertama di dunia, Avangard, diperkenalkan kepada dunia pada tahun 2018, dan sejak itu Rusia telah meluncurkan dua senjata lainnya, yaitu rudal jelajah hipersonik Kinzhal dan rudal yang diluncurkan dari permukaan dan kapal selam, Zircon.

China juga menjadi pelopor dalam pengembangan beberapa jenis senjata hipersonik seiring dengan fokusnya pada rudal jarak jauh sebagai respons asimetris terhadap teknologi militer unggulan AS.

Editor : Hasiholan Siahaan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network