Ilmuwan NATO Manfaatkan Perubahan Iklim untuk Tangkap Kapal Selam Rusia

Hasiholan
Kapal selam bertenaga nuklir. (Foto: Reuters)

ARKTIK, iNewsTangsel.id - NATO kini mengimplementasikan sejumlah strategi baru untuk menghadapi Rusia. Salah satunya adalah mengerahkan para ilmuwan ke perairan es Arktik.

Mereka akan menganalisis gelombang suara untuk meningkatkan kemampuan Barat dalam melacak kapal selam Rusia, mengingat pemanasan global mengubah kondisi akustik bawah air.

"Satu-satunya sumber informasi yang dapat diandalkan adalah gelombang akustik," kata kepala ilmuwan di kapal penelitian NATO Alliance, Gaultier Real, yang dikutip AFP, Jumat (14/6/2024).

Para ilmuwan akan bergerak ke Laut Barents. Kapal oseanografi yang dioperasikan oleh angkatan laut Italia akan membawa mereka ke garis depan kutub, tempat pertemuan perairan Atlantik dan Arktik.

Menurut Texas National Security Review, perubahan iklim akan mempengaruhi kemampuan deteksi kapal selam. Selain gelombang, perubahan iklim juga berdampak pada meningkatnya bunyi retakan es yang mengganggu analisis pengintaian.

"Perubahan iklim dapat meningkatkan atau menurunkan intensitas sinyal akustik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh kapal selam," kata para peneliti di lembaga tersebut.

"Akibatnya, membedakan sinyal kapal selam dari kebisingan sekitar bisa menjadi lebih sulit atau lebih mudah," tambah mereka.

Sementara itu, Direktur Pusat Penelitian dan Eksperimen Maritim NATO (CMRE), Eric Pouliquen, mengatakan bahwa Rusia memiliki kemampuan modern dalam ekspedisi dan pengintaian melalui kutub. Selain itu, Moskow juga diketahui menyimpan senjata nuklir di lingkar Arktik.

"Kemampuan mereka sangat modern dan belum terpengaruh oleh konflik di Ukraina. Mereka sangat kredibel, baik secara teknologi maupun militer," ujarnya.

NATO menjadikan proyek ini sebagai prioritas. Di sisi lain, Rusia juga berinvestasi dalam peralatan militer yang memungkinkannya beroperasi dalam kondisi dingin ekstrem.

"Kami juga melihat bagaimana NATO, khususnya angkatan laut, harus beroperasi di Utara dengan lapisan es yang mencair," tambah Pouliquen.

"Kondisi laut yang bervariasi dan cuaca ekstrem yang sering kali kita antisipasi sangat mempengaruhi peralatan dan cara kita beroperasi," tambahnya.

Editor : Hasiholan Siahaan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network