“Tahun depan, Pos Indonesia harus menjadi perusahaan logistik. Itu kata Pak ET (Erick Thohir),” ujar Faizal.
Selain transformasi tersebut, Pos Indonesia juga ditetapkan menjadi Project Management Officer (PMO) untuk Klaster Logistik BUMN, sebelum nantinya menjadi Holding Logistik BUMN. "Melalui pembentukan BUMN Klaster Logistik, terdapat potensi terbentuknya layanan logistik secara end-to-end yang dimiliki oleh anggota Klaster BUMN Logistik, sehingga menjadi keunggulan kompetitif untuk memperkuat posisi layanan BUMN dalam pasar logistik nasional," tambah Faizal.
Transformasi yang dijalankan Pos Indonesia tidak bisa dilepaskan dari visi besar NKRI. Sebagai BUMN, langkah Pos Indonesia harus selaras dengan kepentingan bangsa dan negara, seperti yang telah diungkapkan oleh Presiden Jokowi. Presiden percaya bahwa Indonesia memiliki potensi menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia, dengan peluang besar untuk menempati posisi keempat atau kelima.
Untuk mencapai visi Indonesia Maju 2045, transformasi ekonomi menjadi agenda utama. Salah satu kunci dalam transformasi ekonomi adalah penguatan struktur ekonomi, di mana pemerintah berupaya meningkatkan produktivitas di berbagai sektor dengan strategi besar transformasi ekonomi yang mencakup SDM yang kompetitif, produktivitas sektor ekonomi, ekonomi berkelanjutan, transformasi digital, pemindahan IKN, dan integrasi ekonomi domestik.
Pos Indonesia diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan produktivitas sektor ekonomi dan integrasi ekonomi domestik. Biaya logistik yang tinggi di Indonesia, yaitu 23% dibandingkan rata-rata global yang hanya 12%, menunjukkan bahwa efisiensi manajemen logistik nasional perlu ditingkatkan. Faizal berharap pondasi yang telah diletakkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir akan terus berlanjut demi mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait