“Ukuran terkecil di Elevee Condominium itu 87,8 meter persegi. Dan Elevee berada di dalam area seluas 19 hektar yang dinamai Escala dan di dalamnya ada fasilitas hutan kota seluas 4 hektar yang dilengkapi beragam fasilitas yang akan menjadi jantung kehidupan, central living Alam Sutera karena lokasinya strategis,” tegas Alvin.
Sementara Hendra Hartono Chief Executive Officer (CEO) Leads Property Services Indonesia menegaskan proyek hunian vertikal di kawasan township terlahir karena adanya kebutuhan dan juga karena hunian tapak harganya kian mahal. Seperti di Jakarta, harga rumah tapak sudah sangat mahal karena harga tanah per meternya juga sudah mahal, maka opsinya bangunan vertikal.
“Hunian vertikal atau kondominium yang memiliki fasilitas lengkap, nyaman dan apalagi berkonsep mixed use akan lebih diminati. Dan kondominium yang ada di luar Jakarta seperti Tangerang trend perkembangannya terlahir karena ada faktor kedekatan dengan akses jalan tol. Ini menjadi salah satu pertimbangan utama bagi calon pembeli,” jelas Hendra.
Selain itu menurut Hendra, potensi hunian vertikal seperti di Alam Sutera ini juga diminati oleh konsumen yang ada di dalam Alam Sutera sendiri. Trend lainnnya yaitu kondominium yang dekat dengan kampus dan di kawasan mixed-use akan lebih diminati bagi mahasiswa, terutama yang memiliki keluarga berasal dari luar kota.
“Selain itu area yang sudah well established atau berbasis township, dan dekat dengan akses transportasi umum menjadi daya tarik pembeli kondominium. Dan seperti Elevee, berada di kawasan CBD dan dekat berbagai fasilitas maka potensi pasarnya besar,” tegas Hendra.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait