Bertemu untuk Terakhir Kali, Presiden Biden dan Xi Jinping Sepakati Senjata Nuklir Bukan Ditangan AI
Pernyataan tersebut juga menyoroti perlunya mempertimbangkan risiko yang dapat ditimbulkan oleh teknologi AI, khususnya dalam pengembangannya di bidang militer. "Kedua pemimpin menekankan pentingnya pengembangan AI secara bijaksana dan bertanggung jawab," lanjut keterangan itu.
Berdasarkan data Departemen Pertahanan AS, China diperkirakan memiliki 500 hulu ledak nuklir pada 2022, dan jumlah ini diprediksi meningkat menjadi lebih dari 1.000 pada 2030. Meski begitu, jumlah tersebut masih jauh di bawah persenjataan nuklir AS (1.770 hulu ledak) dan Rusia (1.710 hulu ledak).
Sebagai informasi pemerintah China mengeluarkan pernyataan senada setelah pertemuan tersebut. Meski belum ada kejelasan mengenai tindak lanjut atau langkah bersama, kesepahaman ini dinilai sebagai kemajuan penting dalam hubungan kedua negara terkait isu nuklir dan AI, yang selama ini cenderung stagnan.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait