JAKARTA, iNewsTangsel.id - Jejak digital Calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (RK), memunculkan kontroversi baru yang memengaruhi peluangnya di Pilkada 2024. Cuitan satire di Twitter 14 tahun lalu kembali viral setelah warganet membagikannya di berbagai platform media sosial.
Cuitan yang dibuat pada 17 Agustus 2010 itu kembali viral, meskipun cuitan tersebut telah dihapus, tangkapan layarnya tetap tersebar luas.
Menyadari dampaknya, Ridwan Kamil meminta maaf kepada publik pada Minggu (25/8/2024). Dalam permintaan maafnya di akun X, ia mengakui kurang bijaknya cuitan masa lalunya. "Saya mohon maaf jika ada pihak yang tersakiti, terhina, atau merasa tidak nyaman dengan cara saya berekspresi pada masa lalu," tulis RK.
Namun, permintaan maaf tersebut justru menimbulkan polemik baru. Salah satu mantan guru honorer, Sabil Fadhillah, mengungkit kembali insiden beberapa tahun lalu ketika ia dipecat usai mengomentari unggahan Ridwan Kamil dengan bahasa Sunda yang dianggap kurang sopan.
Pengamat politik Abdul Halim menegaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki integritas moral yang tinggi. "Seorang gubernur harus menjadi teladan. Jejak digital seperti ini menunjukkan siapa sebenarnya Ridwan Kamil. Jangan sampai masyarakat salah memilih pemimpin," kata Halim.
Kontroversi ini berkontribusi pada merosotnya elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), yang sebelumnya diunggulkan. Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru, pasangan Pramono Anung-Rano Karno (nomor urut 3) kini memimpin dengan 46%, mengungguli RIDO yang memperoleh 39,1%. Pasangan independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana (nomor urut 2) berada di posisi terakhir dengan 5,1%.
Direktur SMRC, Deni Irvani, menyebutkan bahwa selisih elektabilitas Pramono-Rano dengan RIDO signifikan dan melebihi margin of error survei. Hal senada diungkapkan Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang menunjukkan tren penurunan suara RIDO sejak September 2024.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai pasangan Pramono-Rano memiliki peluang besar untuk terus memperluas dukungan, termasuk dari pemilih Golkar yang tidak solid mendukung RIDO. "Paslon ini memiliki daya tarik lebih luas dibandingkan RIDO yang hanya bergantung pada basis pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS)," ujarnya.
Pilkada DKI 2024 semakin memanas, dengan survei menunjukkan pasangan Pramono-Rano menjadi favorit, sementara RK-Suswono harus berjuang keras membalikkan tren negatif di hari-hari terakhir menjelang pemungutan suara pada 27 November 2024.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait