Peluang Investasi di Tengah Perang Dagang
Eko menilai perang dagang ini membuka peluang investasi bagi Indonesia, terutama dengan mulai beralihnya investor asing dari China. “Ketika Trump terpilih, banyak investor khawatir akan stabilitas di China, sehingga mulai mencari alternatif seperti Indonesia. Namun, Indonesia harus bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam, yang memiliki infrastruktur lebih siap,” jelas Eko.
Namun, menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan dalam stabilitas politik jangka panjang. “Sistem demokrasi kita menawarkan daya tawar yang kuat. Meski Vietnam memiliki keunggulan infrastruktur, politiknya cenderung lebih tidak stabil, sehingga Indonesia lebih menjanjikan dalam jangka panjang,” tambah Eko.
Strategi Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi
Co-Founder Tumbuh Makna, Benny Sufami, menyatakan bahwa dinamika global akibat kebijakan Trump sebenarnya membuka peluang baru. Ia menyarankan diversifikasi portofolio sebagai langkah strategis untuk menghadapi ketidakpastian pasar. “Investor perlu mendiversifikasi aset ke instrumen pendapatan tetap atau obligasi. Ini penting untuk mengurangi dampak volatilitas pasar,” ujarnya.
Benny juga melihat peluang di sektor manufaktur dan ekspor Indonesia. Pergeseran rantai pasok global membuka potensi bagi Indonesia untuk menarik produksi yang sebelumnya terpusat di China. Namun, ia mengingatkan pentingnya kesiapan infrastruktur dan daya saing untuk memanfaatkan peluang ini.
Selain itu, Benny menyoroti risiko penguatan dolar AS yang dapat berdampak pada nilai tukar rupiah dan sektor berbasis impor. Ia juga mengingatkan bahwa kebijakan fiskal dan moneter AS berpotensi memengaruhi kebijakan suku bunga di Indonesia. “Berkurangnya peluang penurunan suku bunga domestik menjadi risiko bagi beberapa sektor. Oleh karena itu, investor disarankan untuk berfokus pada instrumen pendapatan tetap,” ujar Benny.
Meski di tengah ketidakpastian global, Benny menilai terdapat peluang besar di sektor domestik, khususnya pada bidang infrastruktur, digitalisasi, dan konsumsi. “Sektor infrastruktur dan digitalisasi memiliki potensi pertumbuhan yang stabil. Ini adalah momen yang tepat bagi investor untuk memanfaatkan momentum reformasi ekonomi dalam negeri,” tutupnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait