Dalam gelaran Asian Insights Conference 2025 ini juga membahas berbagai topik yang tengah happening saat ini. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif dari Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump 2.0.
Meskipun dampak terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan masih terbatas, namun sektor-sektor padat karya seperti tekstil, furnitur, dan alas kaki dinilai cukup rentan terhadap adanya guncangan perdagangan.
Hal ini memperkuat urgensi untuk semakin memperkuat pasar domestik, melakukan diversifikasi ekspor, dan meningkatkan ketahanan industri dalam negeri.
Di tengah tekanan tersebut, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi Hashim S. Djojohadikusumo tetap optimistis bahwa perekonomian Indonesia dapat tumbuh hingga 8 persen.
“Menurut saya, faktor penentu utama adalah meningkatkan pendapatan negara. Dan kita akan meningkatkan pendapatan itu di antaranya dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dan teknologi informasi, termasuk melalui sistem perpajakan elektronik, untuk menambah jumlah pembayar pajak. Itu salah satu metode dan alat yang akan kita gunakan untuk meningkatkan pendapatan negara dalam beberapa tahun ke depan.”jelasnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait