JAKARTA, iNewstangsel.id - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Priok dan Jakarta International Container Terminal (JICT) mengambil langkah maju yang signifikan. Keduanya resmi menandatangani kesepakatan bersama untuk memperkuat kinerja pelayanan jasa kepelabuhanan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kepala KSOP Utama Tanjung Priok, Heru Susanto, menjelaskan bahwa MoU ini adalah strategi kunci untuk mencegah kemacetan dan memastikan kelancaran arus logistik. Sebanyak 12 operator terminal peti kemas di Priok turut serta dalam inisiatif ini.
"Apabila posisi sudah mencapai angka 65 persen, Terminal Operator harus segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk tetap menjaga YOR maksimal di 65%," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (24/5).
Kesepakatan ini mencakup pengawasan ketat terhadap indikator vital seperti waktu tunggu kapal, kecepatan bongkar muat, antrean truk, dan efisiensi keluar masuk kontainer. Evaluasi berkala akan dilakukan dengan transparansi data antara operator dan regulator.
Direktur Utama JICT, Ade Hartono, menyambut baik kolaborasi ini sebagai wujud nyata sinergi antara operator dan otoritas pelabuhan. "Kami sangat mengapresiasi semangat kolaboratif ini sehingga diharapkan dapat mendorong Pelabuhan Tanjung Priok menjadi simpul logistik nasional dan regional yang handal," tandasnya.
JICT berharap langkah ini akan mempermudah operasional dan pengambilan keputusan bersama di masa mendatang. Sistem pemantauan terpadu yang akan diterapkan diyakini akan mempercepat respons terhadap perubahan di lapangan. Dengan demikian, potensi hambatan dapat diatasi dengan lebih efektif, menjaga kelancaran arus logistik secara keseluruhan.
Langkah strategis dari KSOP Priok dan JICT ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub logistik utama di Indonesia. Peningkatan efisiensi layanan akan berdampak positif pada perekonomian nasional secara keseluruhan.
Editor : Aris
Artikel Terkait