NbS mengandalkan kekuatan alam seperti hutan, mangrove, dan pertanian berkelanjutan untuk mengatasi dampak iklim, melindungi keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kesejahteraan. Menurut IUCN, pendekatan ini bisa menyumbang hingga 37% target penurunan emisi global pada 2030.
Para pakar menyoroti pentingnya ketahanan masyarakat. Prof. Chun-Hung Lee (Taiwan) menekankan peran komunitas dalam manajemen bencana, sementara Prof. Yuri Mansury (AS) mengingatkan bahwa adaptasi harus mengurangi kesenjangan sosial. Prof. Jatna Supriatna (UI) menyoroti ancaman terhadap biodiversitas Indonesia, dan pakar dari Kanada menekankan pentingnya kearifan lokal serta pendekatan lanskap.
Universitas Pertamina juga memamerkan peran akademik melalui 12 pusat keunggulan dan program magister keberlanjutan bersama Yale, ITB, dan NDHU Taiwan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait