JAKARTA,iNewsTangsel.id- Komika dan aktor Mongol Stres menuangkan pengalaman sekaligus keprihatinan terlibat dalam produksi film drama horor bertajuk 'Gereja Setan yang mengisahkan pengalaman nyata menjadi bagian dalam sekte agama yang ada di Indonesia.
Seringkali, pandangan masyarakat terhadap kelompok sekte ini muncul karena adanya perbedaan pandangan atau penafsiran terhadap doktrin utama. Istilah "sekte" juga bisa merujuk pada kelompok-kelompok di luar konteks agama, seperti kelompok politik, akademis, atau filosofis, yang memiliki ciri khas tersendiri yang memisahkan mereka dari kelompok yang lebih luas.
Pria pemilik nama lengkap Rony Imannuel ini berperan sebagai Hendrik dalam film ini mengaku senang karena film ini mengangkat tentang sekte di Indonesia, jarang sekali diangkat ke layar lebar, sehingga dirinya antusias saat dilibatkan.
Film bergenre horor spiritual ini sendiri diangkat dari kisah nyata pertobatan komedian Mongol Stres dari jerat sekte sesat menuju terang kasih Tuhan.
Disutradarai dan diproduksi Amazing Grace Production bersama Shakti Cinema, Gereja Setan bukan sekadar film horor biasa. Dengan pendekatan rohani dan edukatif, film ini coba menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya kewaspadaan terhadap ajaran-ajaran sesat yang kerap menyamar dalam kemasan religius.
Menariknya, film ini menampilkan Mongol Stres yang memerankan dirinya sendiri. Menurut Mongol, sebagian besar adegan yang ditampilkan dalam film ini merupakan pengalaman pribadi mengikuti sebuah sekte.
“Senang pasti lah, saya bukan hanya pemain, tapi sebagai tim data soal sekte dan memang butuh data yang banyak film ini tentang sekte dan saya yang bantu karenafilm ini bukan cerita fiksi, ini pengalaman hidup saya. Banyak yang saya alami sendiri dan saya ceritakan jujur di film ini," kata Mongol Stres ketika ditemui di kawasan SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru baru ini.
Pria kelahiran Manado, 27 September 1978 ini mengaku pernah masuk dalam sebuah komunitas sekte yang menyesatkan, bahkan dirinya diangkat sebagai jendral kedua di Asia. Pengalaman itu lah yang dituangkan oleh Mongol, saat terlibat dalam film ini.
"Ini film dari kisah nyata dari seorang perempuan, nah kalau soal sekte nya gua yang ikut bantu buat menambahkan data-data," ucapnya.
Bahkan Mongol membantu tim art untuk mendesain ruangan ritual sekte sesat tersebut, demi kebutuhan gambar di sebuah film.
"Ada beberapa ornamen yang dipakai itu gua yang usulkan dan gua yang pasang. Jadi menurut gua, 70 persen barang yang digunakan buat scene dan ruang ritual itu beneran sama, seperti yang dimiliki oleh sekte sesat ini," jelas aktor yang memulai debut bermain film Mursala (2013) ini.
Mengenai peran Hendrik diakui Mongol, ia tidak sulit untuk mendalaminya. Sebab, ia tinggal mengingat lagi pengalamannya sebagai anggota bahkan sebuah Jenderal di dalam sekte sesat. "Karena gua pernah jadi anggota sekte ya gua gak perlu mendalami lagi. Tinggal ingat ulang aja saat gua tersesat, jadi gak susah," ungkapnya.
Mongol Stres menegaskan film 'Gereja Setan' dibuat dan ditayangkan di bioskop, bukan bermaksud untuk mempromosikan sekte sesat. Tapi justru memberikan edukasi dan tentunya meningkatkan kepedulian penonton.
“Bahwa sekte itu bahaya. Lewat film ini, kami ingin memberikan awareness lah buat semua penonton, jangan sampai masuk ke dalam sekte," ujar Mongol Stres.
Mongol mengungkapkan bahwa sekitar 80-90 persen dari adegan film diambil dari perjalanannya keluar dari lingkaran sesat, dan bagaimana ia menemukan kembali kasih Tuhan yang menyelamatkan hidupnya.
Aktor Indra Damanik yang berperan sebagai tokoh pejabat negara bernama Bapak Gadara pun menimpali pernyataan Mongol dengan menggambarkan bagaimana praktik sekte tersebut menyimpang tajam dari ajaran gereja.“Yang mereka lakukan sangat bertolak belakang dari nilai-nilai kekristenan. Ritual-ritualnya juga sangat berbeda,” jelasnya.
Dalam kesempatan sama, Produser film Gereja Setan Roy Sakti menjelaskan bahwa film Gereja Setan bukan sekadar tontonan film genre horor biasa. Roy menegaskan misi di balik produksi film ini bahwa Gereja Setan bukan sekadar hiburan horor, tetapi sarat pesan moral dan edukasi rohani.
“Kami bergerilya dari gereja ke gereja untuk memberikan edukasi bahwa film ini bukan horor kosong, tapi sarana peringatan agar masyarakat tidak terjerat penyesatan,” jelas Roy Sakti, Produser film Gereja Setan ini.
Menurut Roy, film ini akan menjadi peringatan bagi masyarakat akan bahaya sekte-sekte sesat yang kerap membungkus praktiknya dengan wajah keagamaan.
Gereja Setan diharapkan menjadi "alarm rohani" bagi publik. Film ini mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih berhati-hati dan kritis terhadap segala bentuk praktik spiritual yang menyimpang dari ajaran agama yang benar.
Dengan menghadirkan kisah nyata dan narasi yang jujur, film ini memberikan gambaran utuh tentang bagaimana seseorang bisa terjebak dalam lingkaran sesat, namun akhirnya diselamatkan oleh kasih Tuhan.
Film Gereja Setan ini dibintangi Mongol Stres, Jonas Rivanno, Bebby Fey, Millen Cyrus, Roweina Umboh, dan masih banyak lagi ini akan tayang pada 11 September 2025 di seluruh bioskop Indonesia.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait