Berjuang Lawan TBC, Ribuan Pasien di Pandeglang Tak Lagi Sendiri

Elva
Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani saat memberikan bantuan ke warga, beberapa waktu lalu. Foto Ist

PANDEGLANG, iNewsTangsel.id - Sejak Januari hingga awal September 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mencatat, sebanyak 3.180 warga terjangkit TBC. Di balik angka tersebut ada kisah tentang perjuangan, harapan, dan kebersamaan. Karena sebanyak 96 persen atau 3.052 pasien di antaranya berhasil menjalani pengobatan hingga tuntas.

“Keberhasilan ini tak lepas dari penguatan layanan puskesmas dan program penemuan kasus aktif (active case finding). Apalagi, kami terus berupaya melakukan deteksi dini, termasuk skrining di masyarakat, agar pasien segera mendapat pengobatan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pandeglang, Dian Handayani, kemarin. 

Namun di balik data tersebut, lanjutnya, perjuangan pasien TBC sering kali tidak mudah. Stigma sosial, rasa lelah karena harus minum obat setiap hari, hingga kekhawatiran menularkan penyakit kepada keluarga menjadi beban tersendiri.

“Untuk itulah, kami berusaha memastikan para pasien tidak berjuang sendirian. Lewat program kader desa, kini minimal satu kader hadir di setiap desa untuk mendampingi pasien, memberikan motivasi, dan memastikan pengobatan berjalan tuntas,” terang Dian. 

Menurutnya, sejauh ini temuan terduga TBC di Pandeglang mencapai 22.620 kasus atau 78 persen dari target 29 ribu. Sementara itu, kasus TBC sensitif obat sudah tercatat 3.180 kasus atau 53 persen dari target 6 ribu selama 2025. Pandeglang menargetkan eliminasi TBC pada 2030, sejalan dengan komitmen nasional. 

“Peran keluarga dan masyarakat sama besarnya dengan peran tenaga kesehatan. Untuk itu, masyarakat diminta tetap menjaga kebersihan lingkungan, memakai masker saat batuk, dan mendukung pasien agar konsisten minum obat hingga sembuh,” imbuhnya. 

Dia menambahkan, upaya lain yang digencarkan adalah sosialisasi Terapi Pencegahan TBC (TPT), pelatihan kader desa, hingga penyediaan logistik, alat, dan bahan untuk mendukung penanganan pasien. 

“Warga juga diimbau segera memeriksakan diri bila mengalami gejala batuk lebih dari dua minggu, penurunan berat badan drastis, atau keringat malam tanpa sebab jelas. Pemeriksaan dahak di fasilitas kesehatan pemerintah diberikan secara gratis,” ucapnya. 

Secara terpisah, salah satu warga yang pernah menjadi pasien TBC, dari Kecamatan Menes mengaku, pernah hampir menyerah saat harus minum obat setiap hari selama enam bulan. Dirinya juga takut penyakit ini menular ke keluarga, khususnya anak-anak yang masih kecil. 

“Minum obat tidak boleh putus, kalau lupa 1 kali saja, harus ulang lagi dari awal sampai 6 penuh. Divonis TBC, awal tahun ini. Saat itu, saya takut menulari anak-anak. Tetangga juga menjauh. Tapi kader desa selalu datang memberi semangat. Alhamdulillah sekarang saya sudah sembuh,” terangnya. 

Editor : Elva Setyaningrum

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network