SERANG, iNewsTangsel.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto membawa harapan baru bagi jutaan pelajar di Banten. Namun, hingga kini, baru sekitar 887 ribu anak sekolah yang bisa merasakan manfaatnya. Sisanya, lebih dari 1,9 juta pelajar, masih menanti giliran.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten, Lukman, mengakui keterbatasan infrastruktur menjadi kendala utama. Saat ini, Banten baru memiliki 270 dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi. Jumlah itu jauh dari target 1.240 dapur.
“Dengan jumlah SPPG yang masih minim, tentu belum semua anak bisa terlayani. Itu sebabnya baru sekitar 30 persen pelajar di Banten yang terjangkau,” kata Lukman, Kamis ((25/9/2025).
Dia menjelaskan, koordinasi juga masih menjadi pekerjaan rumah. Ada sekolah yang bekerja sama dengan beberapa dapur sekaligus, hingga menimbulkan tumpang tindih data penerima manfaat.
“Selama ini kelemahannya memang koordinasi. Karena itu, kami sudah bentuk tim terkoordinasi agar lebih jelas dan terpantau,” ujarnya.
Secara terpisah, salah satu wali murid di Kabupaten Tangerang, Trisnanto (40), mengaku, bagi para orang tua, program ini lebih dari sekadar bantuan makan siang. Di tengah harga kebutuhan pokok yang terus naik, MBG menjadi penopang gizi sekaligus harapan agar anak-anak bisa tumbuh sehat dan belajar dengan semangat.
“Kalau bisa merata, anak-anak kita pasti lebih semangat belajarnya. Orang tua juga tenang karena kebutuhan makan di sekolah sudah ada. Uang jajan jadi bisa berkurang,” katanya.
Editor : Elva Setyaningrum
Artikel Terkait