Pada program ini ingin memfokuskan pada pengembangan inovasi yang sejalan dengan arah pembangunan energi terbarukan di Indonesia, yakni di bidang nature tech, MRV (Measurement, Reporting, Verification), dan layanan dekarbonisasi.
Wakil Presiden UD Impact, Sunghwa Moon, menjelaskan bahwa saat ini regulator menuntut hasil yang terukur dan berintegritas, termasuk dalam hal dampak terhadap iklim dan komunitas.
“Founder dituntut untuk mampu menghadirkan manfaat riil bagi komunitas. MAJU:ON dirancang untuk itu, kami memasangkan tim dengan para mentor terbaik di bidangnya serta akses pasar agar mereka dapat memvalidasi masalah, membangun pilot yang bankable, lulus sebagai startup siap investasi, dan mampu menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya dalam kegiatan MAJU:ON Hackathon 2025, baru baru ini.
Adanya inisiatif ini selaras dengan lonjakan kebutuhan kredit karbon di Indonesia yang diproyeksikan naik hingga sepuluh kali pada 2022–2030. Tren tersebut membuka ruang bagi solusi berintegritas tinggi, mulai dari nature tech, MRV (Measurement, Reporting, Verification), hingga layanan dekarbonisasi yang menjadi fokus pengembangan MAJU:ON Hackathon.
“Saat ini, regulator menuntut hasil terukur dan berintegritas, termasuk kebutuhan akan dampak iklim yang nyata. Founder dituntut untuk mampu menghadirkan manfaat riil bagi komunitas. MAJU:ON dirancang untuk itu, kami memasangkan tim dengan para mentor terbaik di bidangnya serta akses pasar agar mereka dapat memvalidasi masalah, membangun pilot yang bankable, lulus sebagai startup siap investasi, dan mampu menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan di Indonesia,”ungkap Sunghwa Moon, Vice President UD Impact.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
