TANGERANG,iNewsTangsel.id - Di tengah perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang kian dinamis, Oseng Endok hadir sebagai destinasi baru penikmat kuliner malam hari. Mengusung konsep "angkringan naik kelas", tempat ini berhasil menggabungkan kehangatan khas angkringan tradisional dengan pengalaman bersantap yang aman dan penuh cita rasa. Menariknya, tempat ini buka hingga pukul 4 pagi.
Pemilik Oseng Endok yang juga konten kreator, Ello MG mengatakan, ide ini berangkat dari kebiasaan sederhana masyarakat yang gemar menikmati makanan hangat dan obrolan santai di malam hari. Meski tampil lebih kekinian, tempat ini tetap mempertahankan menu-menu klasik seperti olahan telur, nasi hangat, sambal khas, dan aneka sate angkringan.
“Tempat ini menghadirkan menu andalan dengan fokus pada olahan telur atau endok yang menjadi ikon utamanya. Misalnya saja Nasi Oseng Endok Guyur, Endok Bakar, dan berbagai varian sambal khas yang bisa dipilih sesuai selera. Sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung yang mencari comfort food larut malam,” kata pria dengan lebih dari 9,8 juta pengikut di media sosial, Kamis (20/11/2025).
Dia menjelaskan, tempat ini juga dirancang sebagai “second space”, ruang singgah bagi siapa pun yang ingin rehat sejenak dari kesibukan kota, baik untuk mengobrol, bekerja, maupun sekadar menenangkan diri.
“Dengan jam operasional hingga pukul 4 pagi, tempat ini menyesuaikan diri dengan ritme masyarakat urban yang banyak beraktivitas setelah jam kerja,” imbuhnya.
Dia menambahkan, dari sisi desain tempat ini mengandalkan pencahayaan hangat dan tata ruang terbuka. Sehingga membuat suasana akrab khas angkringan dengan kenyamanan ala kafe modern.
“Sasaran utama kami adalah anak muda dan pekerja urban yang membutuhkan ruang netral untuk melepas penat,” tegasnya.
Ke depan, lanjut dia, tempat akan memperluas konsep “angkringan naik kelas” ke berbagai kota besar. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya menjadi tren baru, tetapi juga bagian dari identitas kuliner modern Indonesia yang menggabungkan tradisi dan gaya hidup masyarakat modern.
Editor : Elva Setyaningrum
Artikel Terkait
