Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar, Sahabat Nabi Diperlihatkan Lewat Mimpi

Vitrianda Hilba Siregar
Malam Lailatul Qadar terjadi  di 10 malam terakhir Ramadan? (Foto: Sutera)

MALAM Lailatul Qadar terjadi  di 10 malam terakhir Ramadan? Tidak ada satupun yang mengetahuinya secara pasti di malam keberapa. 

Hanya Allah Ta'ala yang mempunyai hak penuh kapan malam Lailatul Qadar terjadi. 

Namun meski begitu, Nabi Muhammad SAW memberikan sedikit bocoran tentang waktu turunnya malam Lailatul Qadar, malam 1000 bulan.

Dalam sabdanya, Nabi Muhammad menyuruh umatnya untuk mencari malam Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan, terutama malam ganjil.

Adapun ciri atau tanda malam Lailatul Qadar turun yakni:

1. Terkadang Lailatul Qadar terbawa mimpi

“Hal ini seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi Radliyallahu’anhum” ujar Asroni Al Paroya, Ketua Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia.

Dari sahabat Ibnu Umar radliyallahu’anhuma bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi SAW diperlihatkan malam Qadar dalam mimpi (oleh Allah SWT) pada 7 malam terakhir (Ramadhan) kemudian Rasulullah SAW berkata,”Aku melihat bahwa mimpi kalian (tentang lailatul Qadar) terjadi pada 7 malam terakhir. Maka barang siapa yang mau mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir,”(HR Muslim)

2. Bulan nampak separuh bulatan

Tidak ada bulan utuh pada malam itu, karena bulan yang Nampak hanyalah setengah. Suatu ketika Abu Hurairah pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah, Maka Rasulullah berkata “Siapkan dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan” (HR. Muslim)

3. Merasakan lezatnya Ibadah

Ketika kita sedang melaksanakan ibadah dan dikala itu kita merasakan tenangnya hati kita, maka bisa jadi malam itu adalah malam Lailatul Qadar. “Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ciri malam Qadar adalah bila orang-orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.” Sambung Asroni

4. Malam dengan ciri yang khusus

Asroni juga menjelaskan ciri yang selanjutnya adalah, malam itu terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).

Hal tersebut di dasari atas Hadist Ubadah bin Shamit “Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu,” (HR. Ahmad).

Kapan pun datangnnya malam Lailatul Qodar, kita harus tetap menjaga kadar keimanan kita sebagai umat muslim. Meskipun hal tersebut di dasari dengan banyak hadist Nabi, kita harus mengaplikasikan malam tersebut pada malam – malam yang lainnya. Karena akan menjadi sangat singkat jika malam hari hanya kita gunakan untuk tidur.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network