10 Preman Dibayar Rp300 Ribu Per Hari untuk Duduki Rumah Purnawirawan Jenderal Polisi Dicokok

JAKARTA, iNewsTangsel.id - 10 kawanan preman dibayar masing-masing Rp300 ribu per hari untuk menduduki rumah jenderal purnawirawan polisi di wilayah Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Tak butuh waktu lama   Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya pun menangkap 10 preman itu.

Baca Juga

Polisi Buru Preman Bengis Bawa Golok Perampok HP Wanita Pengunjung Warteg di Grogol Petamburan

Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya Kompol Hari Agung Julianto mengatakan, seluruh pelaku yang diamankan berinisial YS (53), IAE alias Igi (44), CM alias Tian (41), TP alias Tomi (46), TAM (24), NNO (25), MGL (27), ASL (26), MR (21), dan J (52).

“Tersangka YS mengajak teman-temannya yang lain berjumlah 9 orang untuk menjaga rumah tersebut. Kemudian setiap orang yang masuk tidak diperbolehkan keluar dan dikunci dari dalam dan kuncinya dipegang oleh YS,” katanya dalam keterangannya, Selasa (19/7/2022). 

 
YS melakukan penyekapan dan pendudukan paksa rumah tersebut sejak 24 Juni 2022 hingga 8 Juli 2022, yang kemudian pelaku mengusir penghuni. Selanjutnya, korban yang diusir melaporkan hal tersebut ke polisi.

Baca Juga

Preman Bengis Bawa Golok Gasak Handphone Milik Pengunjung Warteg di Kawasan Grogol Petamburan

"Tersangka melakukan perbuatan tersebut untuk mengambil alih dan menjaga aset tanah dan bangunan dengan mendapatkan bayaran Rp300 ribu per hari dari pemberi kuasa," kata

Setelah menerima adanya laporan dugaan tindak pidana, tim melakukan penyelidikan dan penyidikan guna mengumpulkan informasi serta alat bukti terkait perkara dimaksud untuk mengungkap kasus tersebut dan menemukan tersangka. 

“Selanjutnya tim gabungan berhasil mengamankan tersangka di Jalan Kebagusan 1/52, Jakarta Selatan. Pada tanggal 8 Juli 2022 pukul 22.00 WIB,” jelasnya .

Baca Juga

Rumah Jenderal Polisi di Kebagusan Diduduki 10 Preman, Langsung Dicokok Polda Metro Jaya

Para tersangka dikenakan Pasal 333 KUHP dan atau Pasal 335 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 8 tahun penjara.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta