Kapal AL Malaysia mengalami kerusakan berat dan mundur dari medan pertempuran. Sembari mundur, AL Malaysia meminta bala bantuan. Tak butuh lama, dua kapal lainnya datang dan langsung memuntahkan meriam dari jarak jauh untuk menghajar perahu pasukan Pelopor.
Pertempuran kedua ini tidak seimbang karena Pelopor yang bersenjatakan senapan ringan dan pelontar granat harus menghadapi fregat AL Malaysia yang dilengkapi meriam dan senapan mesin. Alih-alih menyerah, Amji Attak justru memerintahkan untuk bermanuver mendekati fregat.
Dia berpikir masih ada harapan pasukan Pelopor selamat atau paling tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar bagi musuh jika melakukan peperangan jarak dekat. Tembakan senapan mesin kaliber 12,7 mm dari kapal musuh perahu pertama dan anggota Pelopor di kapal tersebut tersapu tembakan. Dua perahu lainnya masih memberikan perlawanan dengan tembakan yang sengit.
Namun, segigih apapun perlawanan dari dua perahu pasukan Pelopor berakhir ketika dua tembakan meriam mengenai samping perahu. Perahu Aipda Amji Attak hancur terkena tembakan meriam dan perwira itu gugur di Laut China Selatan. Dalam pertempuran itu, hampir semua anggota gugur.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta