get app
inews
Aa Read Next : Dukung Kreativitas Generasi Muda di Bidang Fesyen, BINUS University Luncurkan Fashion Program

Fahri Hamzah Bongkar Fakta soal Hubungan Prabowo dengan Jokowi, Ternyata Sudah Sejak 2019

Minggu, 29 Oktober 2023 | 14:49 WIB
header img

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah mengungkap awal mula koalisi besar terbentuk, yakni antara Presiden Jokowi dengan Prabowo. Menurutnya, wacana koalisi besar ini sudah muncul sejak 2019 lalu. Saat itu, Fahri sudah keluar dari PKS.

Koalisi besar yang dimaksud Fahri kemudian berlanjut hingga Pemilu 2024 ini. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini saat diskusi yang ditayangkan di kanal YouTube Polemik Trijaya, Sabtu (28/10/2023).

Menurut Fahri wacana soal koalisi besar ini terjadi usai Jokowi kembali terpilih sebagai Presiden RI periode 2019-2024.

"Soal koalisi besar, kami sempat mengusulkan ini ke Pak Jokowi. Itu tahun 2019, sebelum dilantik (jadi Presiden periode dua),” ujar Fahri Hamzah.

"Setelah dilantik, kami ngomong lagi, 'Pak, rekonsiliasi. Koalisi besar. Dunia tidak akan baik-baik saja,”imbuhnya.

Dikatakan Fahri, wacana tersebut muncul atas pertimbangan sebagian besar partai pendukung Prabowo di Pilpres 2019.

Kemudian, diawali rekonsiliasi antara Prabowo dengan Jokowi, saat itu Prabowo akhirnya terpilih dan dilantik sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju Masa Jabatan 2019-2024 milik Joko Widodo.

Selanjutnya, saat terjadi beberapa peristiwa besar seperti pandemi Covid-19, perangRusia-Ukraina, hingga konflik di beberapa wilayah timur tengah membuat rekonsiliasi semakin solid.

”Soliditas kabinet diperlukan. Pak Jokowi enggak boleh terlalu banyak diganggu, karena dia ingin fokus dengan keputusan-keputusan," ujar Fahri Hamzah.

"Hikmahnya, akhirnya kami bilang, 'Kenapa enggak diteruskan aja rekonsiliasinya?" katanya lagi.

Di sisi lain, Fahri menyoroti sikap PDIP yang kini berseberangan dengan kubu Jokowi di Pemilu 2024 dengan mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai paslon di Pilpres 2024.

"Pikirnya, waktu itu PDIP bagian dari koalisi. Disepakati saja siapa kira-kira anggota kabinet yang membawa ide keberlanjutan. Silakan nanti yang keluar, melawan," kata Fahri.

"Sayangnya, yang keluar ini tidak juga melawan. Menterinya masih ada di kabinet."

Lebih lanjut, Fahri juga menegaskan bahwa pemilihan Gibran Rakabuming sebagai cawapres pendamping Prabowo di Pilpres 2024 merupakan wujud nyata rekonsiliasi telah dibangun oleh Prabowo dan Jokowi sejak 2019 lalu.

"Gibran adalah konsensus yang dibangun untuk platform rekonsiliasi dan berkelanjutan yang memang seharusnya ada yang mengusung," tandasnya.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut